Kenapa Kita Butuh Lingkaran yang Menguatkan?
Kalau dipikir-pikir, jadi ibu itu memang tidak ada sekolah resminya. Kita belajar sambil jalan, kadang sambil senyum, kadang berurai air mata. Ada hari ketika rasanya semua berjalan mulus, anak nurut, rumah man, kerjaan beres. Tapi ada juga hari di mana rasanya napas saja berat, semua serba salah, dan bikin kita bertanya dalam hati: “Kok begini banget ya hidup?”
Nah, di titik inilah keberadaan support system jadi penting. Bukan sekadar kumpulan orang, tapi lingkaran yang bisa membuat kita merasa aman, didengar, dan diterima. Sebuah ruang di mana kita bisa lepasin cerita tanpa takut dihakimi, sekaligus tempat isi ulang energi biar tetap kuat jalani hari. Sekadar untuk dapat pengingat kalau yang paling penting itu tetap melanjutkan, bertahan. Karena seperti yang kita tahu, saat ini kabar di sosial media ataupun kanal berita, lebih banyak memberitakan hal yang tidak baik-baik saja. Membuat bulu kuduk berdiri, kadang terpikir, kok bisa ya begini, kok bisa ya begitu.
Trigger mulai bermunculan berlomba-lomba dengan kewarasan. Tentunya berharap kali ini kesadaran kita yang menjadi pemenangnya.
1. Apa Itu Support System?
Kalau dibuat sederhana, support system itu lingkaran orang-orang yang siap jadi sandaran. Mereka bisa keluarga, sahabat, tetangga, komunitas parenting, bahkan teman online yang belum pernah kita temui. Intinya, mereka hadir bukan buat nge-judge, tapi buat dengerin dan nemenin.
Support system ini gak mesti selalu besar. Bisa aja hanya satu-dua orang yang kita percaya. Tapi dampaknya luar biasa: kita jadi merasa punya bahu buat bersandar. Di dunia yang sering buat kita harus tampil “baik-baik saja”, punya tempat aman untuk bercerita itu anugerah
2. Kenapa Support System Penting untuk Ibu?
Buat ibu, support system itu ibarat oksigen. Pernah dengar satu pepatah "It takes a village to raise a child", artinya butuh lebih dari satu orang untuk membesarkan anak. Ibu tak bisa menjalankan semuanya sendiri. Dalam perjalanan menjadi orang tua, ibu butuh dukungan, baik dari pasangan, keluarga, teman, komunitas, hingga tenaga profesional.
Tanpa support system, ibu bisa merasa terisolasi, kelelahan secara fisik dan mental, serta kehilangan jati diri. Mungkin bisa bertahan tanpa berbagi cerita, tapi lama-lama sesak juga. Ketika ada teman yang mendengarkan, suami yang ikut berbagi peran, atau orang tua yang membantu menjaga anak, beban itu jadi terasa lebih ringan.
Support system juga membantu ibu merasa divalidasi. Bahwa apa yang dirasakan lelah, bingung, cemas itu normal. Bahwa tidak harus sempurna. Bahwa boleh minta tolong. Semua itu adalah pengingat bahwa ibu tidak sendiri. Jadi, penting bagi setiap ibu untuk punya ruang aman dan orang-orang yang siap menjadi oksigen di hari-hari yang melelahkan.
1. Mengurangi rasa kesepian
Jadi ibu kadang buat kita merasa terisolasi. Apalagi kalau sehari-hari lebih banyak di rumah. Dengan ada lingkaran yang hangat, rasa “sendirian” itu bisa berkurang.
2. Menurunkan stres
Curhat sederhana bisa buat kepala lebih ringan. Begitu juga ketawa bareng sahabat lama, itu sudah bisa menurunkan tensi emosional yang tadinya membuat dada sesak.
3. Memberi perspektif baru
Kadang kita butuh sudut pandang lain. Apa yang kelihatan rumit buat kita, bisa jadi lebih sederhana kalau ada orang lain yang mengingatkan. Ya, berbagai perspektif baru bisa kita dapatkan dari lingkaran terdekat layaknya bacaan bermutu. Manda selain ngobrol dengan lingkaran pertemanan, baca-baca artikel seputar keluarga dan anak di Rumah Kurcaci Pos.
4. Mengingatkan bahwa kita tidak sendiri
Hal kecil seperti pesan WhatsApp “semangat ya, kamu bisa kok” bisa jadi penyelamat di hari yang terasa berat. Atau sekadar menanyakan kabar kita hari ini bagaimana. Sederhana, tapi bagi beberapa orang, terutama penyintas masalah kejiwaan, hal ini cukup memotivasi.
3. Tempat Berbagi Cerita dan Ceria
Keuntungan utama punya lingkaran teman menurut Manda adalah sebagai tempat berbagi cerita dan ceria. Cerita di sini bukan melulu soal curhat panjang lebar. Kadang cukup dengan kalimat sederhana seperti, “hari ini anakku mogok makan,” atau “aku capek banget ih,” sudah bisa jadi penghubung emosional yang kuat antar sesama ibu.
Ceria pun tak selalu berarti tertawa terbahak-bahak. Kadang, ceria hadir dalam bentuk hati yang terasa lebih ringan setelah didengarkan. Rasa lega yang datang setelah ngobrol dengan teman yang mengerti situasi kita tanpa menghakimi, tanpa memberi nasihat yang tidak diminta itu sangat berharga. Dalam kebersamaan, bahkan dalam diam sekalipun, bisa muncul rasa nyaman dan tenang.
Tempat berbagi ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa grup WhatsApp kecil dengan teman-teman dekat, komunitas ibu-ibu di sekitar rumah, atau forum daring tempat saling menyemangati. Bisa juga hanya satu sahabat yang selalu siap mendengar. Yang penting, ada ruang aman untuk berbagi.
Lingkaran teman seperti ini membuat hari-hari jadi lebih ringan. Bukan karena masalah hilang, tapi karena kita tahu kita tidak menjalaninya sendirian.
Di ruang itu, kita belajar bahwa hidup tidak harus sempurna. Bahwa ada banyak ibu lain yang juga jatuh bangun. Dan bahwa kita boleh banget ceria walau sedang banyak masalah. Untuk bentuk lingkarannya mau kecil atau besar silahkan disesuaikan dengan kenyamanan pribadi kita.
4. Cara Menemukan dan Merawat Lingkaran Positif
Punya support system itu penting, tapi tidak kalah penting juga untuk menemukan lingkaran yang tepat. Lingkaran yang sehat itu biasanya membuat hati lebih tenang, bukan tambah pusing. Nah, beberapa cara yang bisa kita coba:
1. Pilih circle yang bikin nyaman
Kalau obrolan selalu berujung perbandingan atau membuat minder, mungkin itu bukan lingkaran yang tepat untuk kita. Kita butuh teman yang bisa membuat kita merasa cukup. Di usia segini rasanya sudah gak perlu ya membuktikan diri dan mencari validasi. Capek gak sih?
2. Belajar jadi pendengar yang baik
Support system bukan hanya tentang kita didengarkan, tapi juga bagaimana kita bisa mendengarkan orang lain dengan tulus.
3. Rawat hubungan dengan sederhana
Tidak perlu selalu ketemu. Kadang sekadar chat singkat, kirim foto random, atau ucap “lagi apa?” itu sudah cukup membuat hubungan tetap hangat. Bahkan ada saja lingkaran yang tidak perlu dirawat. Bertahun-tahun tidak berkabar, sekalinya butuh, tetap hadir utuh untuk mendukung penuh.
4. Hargai privasi
Cerita orang lain adalah titipan. Kalau kita bisa jaga itu, maka lingkaran yang terbangun akan semakin kokoh. Kalau dari diri kita berniat mengambil cerita di dalam satu lingkaran untuk menggunjingkan ke tempat lain, coba pikirkan lagi, karena mungkin kalian tidak cocok di dalamnya.
5. Penutup
Jadi ibu memang bukan hal yang mudah. Ada hari-hari ketika kita merasa kuat, tapi ada juga saat di mana semuanya terasa berat. Namun, satu hal yang selalu bisa membuat perjalanan ini lebih ringan adalah ketika kita punya lingkaran yang menguatkan. Lingkaran ini bisa berupa keluarga, sahabat, atau komunitas sesama ibu yang memahami lika-liku peran kita. Tempat berbagi cerita dan ceria bukan sekadar ruang untuk melepas penat, tapi juga pengingat bahwa kita tidak sendirian. Kita masih manusia biasa yang punya hak untuk didengar, dimengerti, dan berbahagia.
Lingkaran positif ini penting untuk dirawat. Dari obrolan sederhana sampai tawa kecil bersama, semuanya bisa jadi energi baru untuk melanjutkan hari. Dengan saling menguatkan, kita bisa bertahan dalam fase-fase sulit, tetap tumbuh sebagai individu, sekaligus menemukan alasan untuk tersenyum meski hari terasa melelahkan. Dukungan ini bukan hanya soal menyemangati, tapi juga memberi ruang aman agar kita bisa jujur dengan diri sendiri tanpa takut dihakimi.
Yuk, mulai dari sekarang, kita rawat dan jaga lingkaran positif di sekitar kita. Karena bersama, kita bisa lebih kuat, lebih bahagia, dan lebih siap menghadapi perjalanan panjang sebagai ibu.
Kadang kita butuh dukungan hanya untuk didengar dari circle pertemanan ya. Tidak ada saling menghakimi juga. Bersyukur jika sudah mendapat circle pertemanan yang sesuai
ReplyDeleteAku bersyukur ada support system yg kuat saat baru melahirkan dulu mba. Krn sempat lama babyblues. Ga mau sentuh si bayi samasekali sampai 3 bulanan. Aku pasti nangis histeris kalo si bayi dideketin.
ReplyDeleteUntungnya saat itu ada babysitter yg bener2 menjaga si bayi. Dan baiiik banget. Bisa dibilang sebenernya anak2ku dididik Ama babysitter sampai usia 5 tahunan. Krn itu mereka jadi anak baik, nurut, paham kalau ibunya butuh waktu utk bisa terima anak. Aku berutang banyak ke babysitter anak2 ku, Krn tanpa support dari dia dan juga suami, mungkin anak2 ga keurus.
Makanya penting memang support system begini dalam keluarga. Yg bener2 bisa kita andalkan di saat kondisi sedang drop. Wajar kalau ibu banyak yg akhirnya terganggu mental, menyakiti anak, Krn mereka ga ada sandaran untuk berbagi. 😔
Ternyata circle pertemanan itu gak hanya perlu diperhatikan bagi yang masih single saja, bagi seorang ibu pun juga, karena punya pengaruh untuk kehidupannya juga ya.
ReplyDeleteKebayang kalau lingkaran pertemanannya banyak yang toxic, huhu.
Jadi ibu itu memang butuh "desa" buat saling support. Kadang yang kita butuhkan cuma dengerin cerita, tanpa dihakimi atau dikasih solusi yang enggak diminta. Apalagi di zaman serba cepat ini, punya support system itu kayak oase di tengah gurun, tempat kita bisa napas lega. Lingkaran pertemanan yang positif itu beneran bikin waras, ngingetin kita kalau enggak sendirian dan semua rasa lelah itu valid. Penting banget buat dirawat, biar saling menguatkan.
ReplyDeleteSepakaatt bangett😍 Circle support system ini super duper extra pentiiing💪 dan yeahhh, kudu diakui, makin berumur agak sulittt yha untuk menjalin pertemanan. Tapi , tetep kudu diusahakan. Akupun ada circle "low maintenance friendship" jaraaangg banget ketemu, tapi ya tetep saling support supaya hidup bisa dijalani dgn baik2 saja dan menerbitkan rasa "All is Well" siipp✌️
ReplyDeletePertemanan juga harus memilah mbak
ReplyDeleteAda yang ketika saling bercerita tanpa terasa energi kita habis diserap karena mengikuti dan mau terus menggali kita tanpa balik mau serupa dengan itu
Teman yang baik itu butuh yang mendukung bukan yang mendorong
Kalau buat saya teman itu penting untuk tempat berbagi cerita dan mengurangi kepenatan meski sekedar teman ngopi dan ngobrol hal² ringan keseharian tapi setidaknya bisa mengutangi kepusingan dari masalah² sehari hari.
ReplyDeleteSebagai suami pun daku selalu mencoba menjadi support system yang baik untuk istri mbak, Walaupun yaa tentu saja masih bwanyakkk kekurangannya.
ReplyDeleteSetidaknya mencoba menjadi pendengar yang baik, dan membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah. Supaya tugas istri tuh gak berat2 banget. Daan nggak ketinggalan, itu bantu-bantu ngurusin anak juga. Minimal ganti pampers mah kudu bisa.
Lingkaran pertemanan yang positif emang penting banget ya selain support dari keluarga. Apalagi buat ibu-ibu. Seringkali di saat hidup lagi berat, mereka-mereka itulah yang ada, kasih semangat dan menguatkan.
ReplyDeleteSupport system untuk ibu di rumah seyogyanya keluarga sendiri ya mbak. Tp untuk lebih berkembang ibu itu juga perlu punya lingkaran pertemanan yang lebih luas. Buatku, komunitas blogger jg bisa jd circle kok, intinya positif, produktif dan tak jarang bikin bahagia :)
ReplyDeleteSebenarnya kalau mau sederhana, manusia tuh sederhana kalau lagi nggak pakai ego gengsinya. Kenapa? Karena kita tuh sebenarnya lebih butuh support system yang baik biar semua urusan tuh lancar ya nggak sih. Kek misal kita stress deh, hal yang dicari pertama tuh support kan. Kalau misal nggak ketemu jadilah kita pelarian ke makanan, ke kerja yang bikin jadi nggak sehat. Kalo nggak sehat, urusan mana yang bakal lancar.. :(
ReplyDeleteMakanya beruntung banget mereka yang punya support system yang solid dan sehat. Dan sangat dianjurkan sekali kan punya support system sehat. Semoga siapapun yang baca artikel ini dapet support system terbaik, nggak cuma buat mood booster tapi juga buat sehat.. :D
Circle pertemanan yang positif itu sengaruh itu yaa meskipun udah jadi ibu. Biar tetap waras dan semangat jalanin hari-hari yang nano nano urusin keluarga.
ReplyDeleteSemoga semua ibu di dunia ini bahagia selalu.
Peluk virtual Manda dengan segala upaya dan usaha membersamai anak-anak dan keluarga tercinta. Aku salut sama para ibu, mereka keren banget. Aku belum tentu bisa menjadi seperti Amanda dengan segala kerja cerdas dan upaya menjadi penyeimbang dan penjaga yang baik buat anak tercinta.
ReplyDeleteCircle positif memang sangat bagus ya. Kasih dampak baik, penting juga buat saling mendengarkan dua arah. Jadi ada kalanya mendengarkan dan ada kalanya menjadi pencerita. Semoga selalu punya circle positif dan dapat menciptakan support system yang jempolan.
Waduh, temen2 udah syebuk masing2, keknya teman yang tersisa cuma suamiku haha :P
ReplyDeleteTapi bener, kudu menemukan circle yang supportif dan selalu memberikan dampak kebaikan buat kita ya mbak. Jangan berada di lingkungan sirkel yang toxic.
Syukur2 kalau berada di circle yang bisa membuat diri kita selalu upgrade diri, baik secara personal maupun skill, sehingga gak ada waktu buat ngobrolin dan melakukan hal negatif :D
Ah setuju sekaliii ka.. support sistem sangat penting bagi ibu.. bersyukur kalau keluarga jadi support sistem utama namun tidak sedikit yang kurang beruntung dalam kal keluarga ini. Terkadang bestie atau circle atau komunitas yang menguatkan para Ibu ini sangat perlu diupayakan ya
ReplyDeleteSetuju sekali ini Mbak. Mempunyai lingkaran pertemanan yang sejalan dengan sehati itu penting sekali. Jadi menjalani kehidupan dengan segala problematikanya jadi lebih enjoy dana menyenangkan. Ada tempat curhat dan sharing. Apalagi kalau lingkaran pertemanan itu memiliki hobi yang sama yang menghasilkan. Maka lingkaran pertemanan Seperi itu akan banyak membawa manfaat.
ReplyDeletePunya lingkungan yang sehat dan mau menerima kita apa adanya, bukan hanya kebutuhan remaja, ibu-ibu juga butuh. Gimana pun kondisi lingkungan memengaruhi jiwa kaum ibu yang bisa dibilang sepanjang harinya hanya bergelut di pekerjaan domestik saja. Saya mendapatkannya di organisasi sih, tapi tidak semua teman di sana bisa klop jadi tetap milih-milih.
ReplyDeleteIyyaaa banget.. Manchiin.
ReplyDeleteKerasa kalo pas lagi suntuk-suntuknya ((kadang kita gak pernah tau suntuk masalah apa yaa.. pokonya ngerasa serba salaah aja. Emm, atau bisa jadi efek hormonal juga kali yaa.. )) kalau ketemu ama temen yang asik dan se-circle tuh rasanyaa ploong!
Setelah ituu.. bisa enjoy lagii jalani harii yang penuh tantangan ini...
Beruntung banget Manchiin kalau support system terkecil, kaya suamii dan anak-anak bisa ngedukung kebahagiaan Ibu.
Pilih-pilih teman itu harus, karena lingkungan pertemanan bisa mempengaruhi hidup kita
ReplyDeleteAkan nyaman klo punya circle yang positif dan saling mendukung ya
Seperti classmates Drakor Class ❤😘