Gaya Belajar Bunda Sayang Bandung

Gaya Belajar Fasilitator Bandung

Sebelum memfasilitasi para Bunda pada setiap levelnya, fasilitator memiliki tantangan untuk dirinya sendiri. Yaitu mampukah tantangan ini teratasi pada diri sendiri. Dan tentu itu bukan sekedar tertulis tapi diteladani. Berkali-kali meremedial diri tidak membuat fasilitator menjadi paling hebat, karena di setiap waktunya kita menemukan hal baru yang bisa dipelajari.

Menjadi fasilitator harus siap memberi juga siap menerima. Saat begitu banyak ide dan pelajaran baru, semangat belajar itu janganlah melemah, meningkatlah! Menantang tentunya, karena peran Bunda sudah perlu menerapkan yang terbaik kepada ananda. Tapi kita pasti bisa, apabila itu yang kita yakini. Maka saat mulai terasa semangat belajar itu melemah, ambilah spasi untuk dirimu, tentukan waktunya, lalu kembali bersinar dengan semangat yang memuncak!

Pada level empat ini, terasa begitu banyak ilmu baru yang didapat. Baik itu ilmu dari para mentor, tim bunsay, dan para mahasiswi yang semakin menginspirasi. Pro dan kontra mengenai gaya belajar ini rupanya menjadi perhatian yang terus dikembangkan. Informasi dari dunia psikologi dari berbagai macam sudut pandang, telah membuka wawasan baru (learn).

Di satu sisi ini baik sekali, karena kita menerima begitu banyak informasi bergizi bagi wawasan kita. Tapi di sisi lain ini bisa menjadi Tsunami informasi yang melibas kepercayaan diri. Saat inilah kita perlu mulai memilah ilmu mana yang akan kita terapkan dalam diri dan pengasuhan kita (unlearn). Melewati fase unlearn tidak jarang akan membutuhkan emosi dan pergolakan batin. Karena sejatinya setiap Bunda ingin menjadi pribadi dan sosok Ibu terbaik di mata keluarganya. Saat berada di fase ini dan kita mulai goyah, ingatlah kembali visi misi diri dan keluarga kita.

Sesuaikan dan jadilah yang versi terbaik dari diri kita. Bukan untuk berubah menjadi sehebat orang lain, tidak, tapi untuk memberi binar di diri kita dan keluarga kita. Karena setiap orang akan berbinar pada versi terbaik dirinya. Temukan apa yang membuatmu dan keluargamu berbinar melalui ilmu baru yang kau dapatkan (relearn).

Gaya Belajar Keluarga Trevi

Pengenalan gaya belajar ini sangat menyenangkan. Karena dengan ini kita jadi dituntut kreatif dan sensitif untuk menentukan indikator yang ada dalam tuntunan. Ada juga kalanya kita perlu menahan ego untuk merasa bahwa kita sudah paling tahu dan menentukan gaya belajar yang terbaik untuk keluarga kita. Observasi menyeluruh dan konsisten, ini yang dibutuhkan dalam mengetahui gaya belajar kita. Keluarga kami mulai meneliti gaya belajar masing-masing sejak Manda mengikuti kelas Bunda Sayang. Awalnya tentu menemukan banyak Aha! moment dan terkagum sendiri.

"Oh pantes ya Pavi mah kuat ngulik lama-lama da kinestik."

"Oh pantes ya Manda sama Pavi mah paling nerap bahas penjelasan panjang di surat atau whatsapp."

"Oh gitu ya, Manda mah kalau dijelasin perlu nada yang baik. Waktu sekolah bisa fokus belajar kalau duduk paling depan. Oh Manda bisa jadi audio visual. Kalau gitu Pavi visual kinestik."

Setelah seru sendiri membahas gaya belajar dengan ber-Oh ria, kami mulai meneliti gaya belajar si sulung Nayyara. Di usia empat tahun ini, Nayyara mulai memberikan begitu banyak kecendrungan yang menyerupai Bapake. Nayyara tidak suka diam anteng berlama-lama, Nayyara suka pakai baju cantik,  Nayyara suka rapih, Nayyara sangat suka musik. Nayyara sering terlihat seperti tahu apa yang ingin dikatakan tapi kesulitan untuk mengutarakannya. Dari beberapa ciri yang terlihat dan indikator lain, Nayyara terlihat bergaya belajar kinestik-visual.

Talkshow Mahasiswi Teladan

Pada akhir level ini diadakan Talkshow Mahasiswi Teladan di kelas Telegram Bunda Sayang. Sebagai bagian dari tim produser Bunsay 5, Manda turut merasakan  euphoria acara tersebut. Acara ini bertabur inspirasi yang luar biasa. Semua mahasiswi yang tampil menunjukan ciri khas keunikan masing-masing. Membuat semakin yakin bahwa setiap Ibu itu istimewa dengan caranya, dan berhak terus menerus memperbaiki dirinya. Kita tidak perlu berlomba, bersaing dengan ibu lain untuk menjadi ibu terbaik. Tapi bersainglah dengan diri kita di masa lalu. Tak perlu berfokus pada omongan orang lain, tapi berfokuslah pada keluarga kita.

WhatsApp Image 2019-07-23 at 15.19.40

Gaya Belajar Kelas Bunda Sayang Bandung


Kelas Bunda Sayang Bandung merupakan kelas yang sangat hangat. Walau tidak setiap saat kelas ramai, tapi kelas Bunsay Bandung selalu menyajikan diskusi seru pada jam online. DiskuLevel ini rupanya menjadi titik balik paska liburan lebaran. Terlihat dari kualitas tulisan para mahasiswi yang semakin seru.

Di akhir masa perkuliahan level empat ini Manda merasa cukup tertantang dalam menentukan perolehan High Ending Energy. Para mahasiswi semakin matang dan memiliki berbagai keunikan tersendiri. Inspirasi dan kreativitas semakin melejit. Nama-nama lama seperti Bude Novya, Teh Neni, Teh Sheila, Teh Luluk, dengan konsisten outstanding performance, juga menyuguhkan cerita seru dan kreatif. Beberapa kali Manda berkonsultasi kepada Teh Niken (Tim Coco Bunsay) terkait ketentuan Bunsay terutama menentukan keteladanan ini, nuhun Teh!

Dan berikutlah High Ending Energy level empat.

WhatsApp Image 2019-08-07 at 09.23.35WhatsApp Image 2019-08-02 at 20.44.13WhatsApp Image 2019-08-02 at 20.39.36

WhatsApp Image 2019-08-02 at 20.47.00WhatsApp Image 2019-08-02 at 20.54.47

Teh Desry dengan tulisan inspiratifnya yang terstruktur, jelas tujuan pembelajarannya, juga di sisi lain sangat praktis. Dari media buku dan prakarya Teh Desry mampu mencapai tujuan belajar yang ingin diterapkan pada Sakura. Selain itu kondisi kehamilannya tidak menyurutkan semangat mendampingi pembelajaran si sulung juga amanahnya di perangkat kelas Bunda Sayang. Semoga semangat ini mampu menjadi keteladanan bagi kami semua.

WhatsApp Image 2019-07-29 at 22.10.33

Selamat Jalan Rafif Sayang

Berita duka di kelas Bandung level ini sangat membuat hati terenyuh. Rafif, putra sulung dari Teh Ina Kurnia telah kembali pulang ke sisi Allah subhanahu wa ta'ala.  Rafif selama ini kami kenal sebagai partner Teh Ina dalam menyelesaikan segala tantangan Bunsay. Dalam setiap tantangan, progres yang diperlihatkan oleh Rafif begitu membuat bahagia. Saat Rafif akhirnya bisa tengkurap sendiri, kebahagiaan orang tua yang dituliskan oleh Teh Ina, terasa sekali saat membacanya. Rafif sayang, selamat jalan Nak. Sekarang Rafif sudah gak sakit lagi. Berbahagia ya Nak, tunggu ayah ibumu di surga.

Teh Ina sesungguhnya baru saja melahirkan anak keduanya. Berita bahagia itu rupanya disertai berita yang mengejutkan kami semua. Seraya mendoakan kepulihan Teh Ina paska melahirkan, kami juga berharap Teh Ina selalu kuat dan sehat. Kata-katanya begitu tegar menguatkan. Bahkan saat mengurus Rafif yang sakit, Teh Ina masih menyelesaikan tantangan level ini dengan baik. Semoga kekuatan ini juga mampu memberi inspirasi bagi kami semua.

[caption id="attachment_202" align="alignnone" width="1080"]Muhammad Amiruddin Ar-Rafif (Foto: Teh Ina Kurnia. Editing : Alienda) [/caption]

Saat berduka, dukungan tentu sangat dibutuhkan dari siapa saja yang terdekat. Atas inisiatif para perangkat kelas, kelas Bunda Sayang 5 Bandung mengirimkan perwakilan kelas untuk bertakziyah ke rumah Teh Ina dan menyampaikan kadedeuhnya untuk Teh Ina. Terasa sekali betapa kelas ini begitu solid dan perhatian. Perwakilan kelas yang bertakziyah adalah Teh Sirin Zahra, member kelas Bunsay Bandung yang juga seorang pengurus Ibu Profesional Bandung.

[caption id="attachment_203" align="alignnone" width="661"]Copy of Manfaat Berbagi untuk Para Ibu Teh Sirin saat Bertakziyah (Foto: Teh Sirin. Editing : Alienda) [/caption]

Teh Sirin Zahra memberikan reportasenya dan menyampaikan betapa tegarnya Teh Ina, masya Allah Tabarakallah.

 
SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS