Perjalanan memahami waktu ternyata seru dan penuh tantangan. Tergopoh-gopoh mempelajari berbagai hal, malah jadi kamerkaan alias terlalu kenyang dan penuh akan ilmu. Seperti halnya perut yang terlampau penuh, penyerapan ilmu tentang waktu yang terlalu banyak membuat penyerapannya berjalan lambat.
Pada pekan ini kelas Bunda Cekatan mengajak para mahasiswi atau dipanggil dengan Ulat-ulat, diminta mencari keluarganya. Keluarga yang dimaksud adalah sesama mahasiswi dengan minat belajar yang sama.
Keluarga Uluwatu
Manda memilih keluarga Uluwatu sebagai kerabat belajar tahap ini. Uluwatu alias Ulat Waktu, merupakan pilihan nama keluarga para mahasiswi pembelajar manajemen waktu.
Keluarga yang sangat besar! Bagaimana tidak, anggotanya berjumlah 472 mahasiswi. Keluarga belajar yang terkumpul di platform Telegram ini sangat aktif. Tinggalkan saja beberapa hari, isi chat nya sudah mencapai ribuan.
Keluarga kami memiliki Mba Nurlaila sebagai Mak Keke (Kepala Keluarga). Mak Keke selalu keren dan sangat memfasilitasi dengan baik. Teman-teman yang lain pun sama serunya!
Bunda Cekatan Go Live dari Keluarga Uluwatu diwakilkan oleh Mba Lely Index (daftar isi)\nRapid logging : symbol2 yang digunakan dalam BuJo\nLogs: to do list (tahunan, bulanan, mingguan, harian)\nCollection : ini kumpulan yg lebih detil lagi, ini custom jd tiap orang beda2 sesuai kebutuhan isinya bisa kumpulan spending planner, meal planner, healthy planner, habit tracker, dllSejati. Sebelumnya, potluck dari beliau merupakan salah satu makanan bergizi yang Manda konsumsi.
Catatan Belajar Waktu
Setelah terseok-seok mengejar bacaan di rumah keluarga Uluwatu, akhirnya Manda memutuskan untuk membatasi asupan Manda pekan ini.
Pilihan Manda jatuh kepada belajar langkah-langkah belajar manajemen waktu dan Bullet Journal.
Langkah-langkah belajar manajemen waktu.
Alhamdulillah di rumah keluarga Uluwatu diberikan kemudahan dalam belajar. Salah satunya bentuk resume diskusi yang nyaman banget. Iya, nyaman banget, terutama untuk pembelajar visual seperti Manda.
Manda mulai bersemangat mengikuti langkah belajar dan prinsip belajar manajemen waktu tersebut. Pada langkah awal adalah memilih metode. Dan rasanya nyantol banget ke hati waktu lihat metode bullet journal.
Bullet journal.
Waktu denger namanya seperti asing banget. Tapi setelah menikmati beberapa sajian potluck ilmu dari keluarga Uluwatu, Manda baru mudeng. Oh ini mah kaya jaman dulu waktu pake organizer. Waktu Manda duduk di bangku SMP, organizer merupakan pilihan Manda untuk membuat semua kebutuhan tercatat dengan baik.
Berikut adalah resume diskusi keluarga Uluwatu terkait Bullet journal.
METODE BULLET JOURNAL (BUJO) BuJo itu metode penjadwalan yg diciptakan oleh Ryder Carroll (bisa cek di websitenya: bulletjournal.com), yang menggabungkan jadwal, rencana, to do list, dan semua tugas2 penjadwalan hanya dalam 1 buku jurnal saja
Komponennya sebenernya sederhana saja, terdiri dari:
Index (daftar isi)
Rapid logging : symbol2 yang digunakan dalam BuJo
Logs: to do list (tahunan, bulanan, mingguan, harian)
Collection : ini kumpulan yg lebih detil lagi, ini custom jd tiap orang beda2 sesuai kebutuhan isinya bisa kumpulan spending planner, meal planner, healthy planner, habit tracker, dll
Untuk belajar BuJo yg bahasa Indonesia biasanya lihat websitenya ewafebri. Inspirasi untuk bikin template BuJo bisa dilihat di tumblr dan pinterest trus modif sendiri. Tidak harus bisa dan jago doodle atau gambar yg penting prakteknya dan konsisten. BuJo tidak perlu jiwa seni. Lihat BuJo originalnya di http://www.bulletjournal.com
Di situ ada basicnya gimana bikin BuJo, cuma perlu pulpen dan notebook
Untuk Bullet journal, di antara manfaatnya bisa menggabungkan semua agenda dan buku catatan menjadi 1 buku jurnal saja yang di dalamnya terdapat resolusi tahunan, jadwal bulanan, rencana mingguan, to do list harian, habit tracker, sampai ke shopping list dan meal plan.
BuJo juga bisa untuk reduce stress atau bisa buat manajemen emosi. Jadi seperti punya hobi baru. Dengan BuJo juga bisa ngetrack mental health, penyebab emosi kenapa dll.
Enaknya pakai BuJo karena nulis to do list dan agenda kita diulang2 (dari yearly log dipindah ke monthly log dipindah ke daily/weekly log) jadinya kita ga gampang lupa sama to do list kita.
Kekurangannya kadang males bikin templatenya. Solusinya bisa beli planner yg sudah ada template nya. Yang penting key dan rapid loggingnya diterapkan
Memakai BuJo bisa membantu orang yang pelupa.Buku catatan bertebaran dimana2, sticky note juga dimana2 dengan BuJo semua buku catatan sticky note sudah tidak perlu mencari-cari lagi soalnya sudah masuk di 1 buku aja
Buku catatan bertebaran dimana2, sticky note juga dimana2 dengan BuJo semua buku catatan sticky note sudah tidak perlu mencari-cari lagi soalnya sudah masuk di 1 buku aja.
Bikin BuJo ini bisa merapikan semua to do list yg bikin ruwet pikiran kita. Seperti decluttering pikiran gitu.
Setiap orang bisa memiliki lebih dari 1 BuJo. Misal: Ada yang punya 3 Jurnal (Mbak Chitra)
1 BuJo daily
- 1 BuJo kerjaan saya di ranah publik: ngajar, riset, dll
1 BuJo self development: kelas Buncek, belajar bahasa, family project dll
Jadi kalau dapet materi baru, habis baca atau lihat youtube biasanya langsung ditulis di BuJo kerjaan atau di BuJo self development. Nyatet nya pake metode cornell. jadi bisa nulis 1 halaman saja seperti meresume.
Untuk template Jurnal di canva coba search agenda/planner.
Contoh link YouTube tentang cara membuat BuJo.
Sekian dulu catatan belajar Manda, jujur khawatir terlalu kenyang dan terkena Tsunami informasi. Doakan Manda bisa menerapkannya, konsisten dan mendapat berkah Allah. Aamiin yra.
Add your comment