Setelah anak lulus toilet training tentu hati para Bunda akan sangat gembira.

Selain mengurangi cucian atau bujet membeli popok, ada juga rasa bangga akhirnya mereka mampu melampaui fase ini.

Tapi apa yang harus dilakukan saat tiba-tiba anak kembali mengompol. Terlibas rasa kecewa tentu terasa begitu tidak nyaman.

Bahkan sering kali kita mengeluarkan kata-kata pedas maupun perilaku kurang menyenangkan.

Rasa malu dan sebal juga turut mengiringi bila rupanya ananda mengompol di depan orang lain.

Tapi tenang Bunda, rasa kecewa itu wajar, asal tepat porsi ya. Saat anak mengompol, Bunda boleh mengatakan kalau Bunda tidak suka.


Namun diimbangi juga dengan pujian saat ia berhasil menahan diri untuk akhirnya bisa buang air di toilet.

Tapi bila Bunda mendapatkan kejadian mengompol ini sebagai hal yang mengejutkan, kita biasanya cenderung bersikap panik. Berikut hal yang Manda terapkan di sela-sela panik.

  • Tetap menjelaskan bahwa Manda tidak suka saat mereka mengompol, sedangkan sebelumnya mereka sudah berhasil berbulan-bulan. Bandingkan dirinya dengan keberhasilannya yang lalu, bukan dengan orang lain.
  • Tahan emosi, jangan berlebihan. Ingat, marah boleh, tapi jangan marah-marah. Utarakan maksud dengan tetap jelas tanpa menyakiti mereka. Pilih kata-kata dengan bijak dan tetap merendahkan intonasi suara.
  • Buat kesepakatan, apa konsekuensi bila selanjutnya kembali mengompol. Cabut satu kesenangannya, atau minta ia mencuci sendiri pakaian yang terkena ompol.
  • Kembali ingatkan, sounding, bahwa buang air harus di toilet.
  • Jangan lupa istighfar dan terus berusaha mengatur nafas tetap teratur.
  • Hitung waktu satu sampai tujuh. Bila butuh menenangkan diri, pergilah ke ruang yang berbeda dan merubah posisi tubuh.
  • Segera maafkan mereka, jangan kesal berlarut-larut, hanya membuat mereka tersakiti. Berilah pelukan terhangat, sambil ingatkan apa yang Bunda harapkan.
  • Observasi kembali, kira-kira apa yang menyebabkan mereka kembali mengompol. Pikirkan solusi agar bisa menjadi tindakan preventif.
  • Jangan menyalahkan diri sendiri, tetap optimis dan fokus pada solusi produktif.
  • Ingat kembali bahwa kemampuan menahan diri untuk berkemih ini memerlukan latihan. Tidak perlu menyakitinya, yang justru hanya membuat luka. Berilah pengertian dengan tetap memberi masukan positif.

Ingat selalu, mungkin nanti keadaan akan berbalik. Bisa jadi nanti kita yang berada di posisi si pengompol. Bayangkan kita yang sudah tua renta dan tidak lagi bisa menahan untuk buang air. Sementara tentu kita menginginkan perlakuan baik dari anak kita nanti.

Bila kita ingin diperlakukan baik, perlakukanlah orang lain dengan baik pula.

Tetap semangat, jangan lupa, pribadi yang mampu menahan amarah adalah pemenangnya. Bunda adalah panutan anak-anaknya. Saat Bunda berperilaku baik, ananda dengan mudah menirunya, ini berlaku juga kebalikannya. Biarkan ananda melihat dan mencontoh teladan yang baik dan berbahagia.

SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS