Tentunya task mainan ini akan paling menantang. Selain karena dibutuhkan skill khusus untuk memulai sounding dengan kedua putri Manda yang kritis. Juga jalur sosialisasi sistem yang perlu diberikan agar ikhtiar ini lestari dan berkelanjutan.





Di awal Manda menyebutkan mau mulai mengurangi mainan karena cukup banyak yang tidak terpakai. Manda meminta kedua putri untuk mulai menimbang mainan mana yang masih disayangi. Rupannya mainan-mainan yang selama ini tidak terjamah mendadak menjadi favorit mereka semua.





Hari pertama mereka mulai menimbang yang mana yang kira-kira akan dibuang. Namun tidak lama kemudian mereka akan memulai untuk mengeluarkan satu persatu yang mereka rasa masih disayangi. Begitu terus sampai ladang gandum berubah menjadi choco crunch, eaaa.





Klaster mainan ini memang penuh perdebatan dengan kedua putri. Ada banyak barang yang terlihat sudah tidak layak pakai masih saja dipertahankan. Saat Manda mengutarakan pendapat Manda, mereka akan lebih bersemangat untuk mendebat.





Akhirnya Manda-lah yang perlu menangguhkan pendapat Manda untuk dicoba dibicarakan kemudian hari. Karena toh yang akan menikmatinya adalah mereka bukan Manda.





Nah, berikut adalah kisah keseruan berbenah Manda pekan ini





Proses Decluttering





Awalnya Manda sangat malas sekali membenahi segala yang berkaitana dengan mainan ini. Karena rasanya tidak ada habisnya. Alhasil Manda hanya memasukan semua mainan anak-anak ke dalam sebuah kontainer 9 Liter dan segala jenis mainan Manda minta mereka masukan ke dalamnya.





Rupanya kebiasaan ini membuat mereka terbiasa mengeluarkan seluruh isi mainan. Yang kemudian belum tentu mereka akan memasukannya kembali.





Pada materi ke 8 tentang mainan kali ini Manda menjadi memahami betapa pentingnya membuat kategori dan fungsinya dalam aktivitas bermain anak. Dengan kategori mereka menjadi lebih mudah untuk memilih apa yang mereka mainkan. Manda membagi menjadi 8 subkategori :





  • Permainan Masak-masakan
  • Lego besar
  • Mainan Mini (Atau mereka menyebutnya Mini Mainan)
  • Boneka
  • Uno
  • Keranjang
  • Alat gambar dan prakarya
  • Kertas bekas dan kertas kosong untuk coret-coret




Saat melakukan decluttering Manda melakukannya bersama dan lebih mengedepankan pendapat para putri. Namun Manda mengawasi beberapa mainan terutama yang plastik, bila terlihat bisa melukai Manda akan langsung membuangnya.





Kriteria seleksi mainan yang akan dipertahankan adalah :





  • Masih disukai oleh para putri
  • Masih aman dimainkan dan tidak melukai
  • Masih bisa dibersihkan bila kotor
  • Masih relevan dengan usianya




Bila sudah tidak digunakan Manda akan kembali menghibahkannya kepada petugas kebersihan.





Tantangan Saat Melakukan Decluttering





Jadi masa pandemik ini berbenah pun perlu banyak dipikirkan. Saat merasa butuh organizer baru Manda berpikir ulang untuk mengurangi pengeluaran. Saat mau membagi mainan ke dalam sub kategori, Manda bingung mau menggunakan apa.





Alhasil Manda memutuskan untuk tetap menggunakan benda yang ada dirumah. Manda menggunakan kotak sepatu plastik bekas yang bentuknya sudah meletat meletot. Ke depannya Manda akan mulai mencicil untuk membeli organizer yang lebih awet dan tahan lama.





Respon Kedua Putri Saat Menghadapi Proses Memilah Mainan





Saat Manda memberi pemahaman tentang pentingnya merawat barang, kedua putri belum langsung mengerti. Akhirnya Manda mengatakan kepada mereka untuk memilih mainan yang akan mereka berikan kepada orang lain.





Manda juga meminta mereka untuk memilih benda yang paling mereka sukai. Saat itu Manda menyampaikan bahwa mereka perlu bertanggung jawab atas mainan-mainan mereka semua.





Responnya masih terbilang positif meski diiringi segala tanya yang tiada berakhir, huhu.





Proses Organizing





Sebelum memulai decluttering ini mainan kedua putri menyebar di segala penjuru dunia, haha. Akhirnya Manda memutuskan untuk memindahkan segala mainannya ke dalam satu area. Kecuali buku, buku mereka masih Manda simpan di lemari sebagai pengantar tidur.





Namun mereka sempat berkomentar mengapa buku-buku mereka tidak ada di tempat bermain. Manda lalu meletakkan beberapa buku. Manda katakan akan mengganti bukunya setiap dua minggu sekali, dengan syarat selalu dibaca. Walaupun mereka belum bisa membaca, namun mereka suka sekali dengan buku.





Manda meletakan mainan mereka pada meja belajar bekas dan membuatnya seperti rak. Manda memberi label pada setiap kotak sepatu bekas untuk memberi perbedaan. Karena belum bisa membaca, Manda memberikan gambar logo dan membedakan warna label. Sambil sesering mungkin mengingatkan mereka untuk menjaga mainannya selalu kembali ke rumah masing-masing.





Untuk boneka Manda meletakkannya di kandang alias kotak kayu untuk para boneka. Lalu ada area goler-goler yang Manda buat dari tumpukan kasur bayi mereka. Sebelahnya ada papan tulis, pohon literasi, meja eksplorasi, dan area mandi bola.





Karena terbilang sedikit mainannya Manda tidak melakukan sistem rotasi. Namun Manda melakukan sistem rotasi pada buku yang mereka baca. Sisanya Manda tetap meletakkannya sesuai penataan pertama.





Habit Baru





Selama 4 hari ini kedua putri mulai terbiasa mengembalikan mainannya. Manda-pun merasa jadi lebih senang membersihkan sela-sela rak dan mainan, karena jauh lebih mudah dijangkau dan dibersihkan.





Selain itu Pavi juga jadi lebih sering mengajak anak-anak bermain. Kita seru sendiri di tempat main baru kita.





Semoga berkelanjutan, aamiin.





Before - After

















Mentorship Bersama Mba Iqiq





Tahap mentorship bersama Mba Iqiq sungguh menyenangkan.





Saat bingung harus melakukan sesuatu, Mba Iqiq mampu menenangkan dan memberikan beberapa masukan.





Progres mentorship ini menggembirakan. Walau terkendala kesibukan, kami selalu sepakat untuk saling membalas di waktu senggang.





Hal ini sungguh memudahkan dan memberi suntikan semangat lebih.


SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS