Bismillah, Hai hai TemaNda! 

Klip ibu Profesional klub buku


Jumat ini penuh keseruan terutama dari Kelas Literasi Ibu Profesional yang penuh dengan ilmu.


Jumat ini kami bersama berkumpul dalam sebuah acara bertajuk Klub Buku Kelas Literasi Ibu Profesional. 


Yang hadir adalah para member KLIP dari berbagai wilayah. Banyak cerita menarik penuh warna dari buku-buku yang menjadi rekomendasi para anggota yang hadir.


Buku selalu seru. 

Manda sendiri hadir di acara ini untuk pertama kali. Acara yang dilangsungkan di Zoom Meeting pada jumat 13 November 2020 pukul 19.30 WIB ini terasa ringan dan seru. Mungkin salah satunya karena kita sudah saling mengenal di grup whatsapp KLIP maupun Drakorclass. Suasana sudah cair dan penuh tawa ringan. 


Terutama ketika sesi narasumber ketiga, Kak Rijo Tobing menceritakan dua buku yang ditulisnya. Kak Rijo adalah penulis buku baik fiksi maupun non fiksi, yang bukunya sudah sering dijual di toko buku sekelas Gramedia atau Periplus. Keren banget deh! 


Kak Rijo dan Cerita di Bawah Matahari


Malam ini kita mendengarkan kisah seru dibalik proses kreatif penulisan buku-bukunya Kak Rijo. Banyak input berharga dan ilmu baru untuk Manda. Terutama tentang bagaimana Kak Rijo memiliki jadwal menulis yang konsisten di malam hari. Selain itu bagaimana Kak Rijo mengambil pengalaman sehari-harinya untuk dilibatkan dalam ide tulisan. Tidak semua orang bisa melakukannya tentu. 


Salah satu yang dikupas adalah buku pertama Kak Rijo bertajuk Randomness Inside My Head dan The Cringe Stories


Jujurly Manda takjub banget sih punya kenalan penulis buku fiksi yang bukunya berbahasa Inggris. Sebagai yang fasih bahasa Inggrisnya gaya pasar, ga pake grammar, Manda tertarik sekali dengan buku Kak Rijo ini. Walau Manda kurang yakin bisa lulus bacanya tanpa buka kamus, haha. 

Tidak ada yang baru di bawah matahari. Semua ide adalah hasil daur ulang, cara mengemukakan ide itu unik bagi setiap orang - Rijo Tobing

Dari Kak Rijo, kita juga mendapat kesimpulan menarik. Saat Lendy-ssaem menceritakan bahwa di Malaysia ada juga cerita pembajakan mobil seperti dalam cerita yang Kak Rijo tulis. Kak Rijo menanggapi dengan fakta yang membuat Manda berujar dalam hati, "He euh enya oge nyak. " 


Manda yang berkecimpung di bidang desain juga merasakan hal yang sama. Ide itu bisa mirip dan termodifikasi. Karena sesungguhnya semua ide adalah hasil modifikasi dari ide lain di masa lampau. Untuk menjadi benar-benar orisinil bisa jadi hal yang teramat menantang. 


Manda gak bilang "gak mungkin", karena bisa saja ada ide baru orisinil belum pernah ditemukan, walau pasti sulit pake banget. Sementara yang bisa kita lakukan adalah mengemas ide itu menjadi cara terunik diri kita, seperti kata Kak Rijo. 


Kak Rijo juga menceritakan bagaimana ide itu bisa datang saat ia antri di rumah sakit atau saat ada teman curhat. Kita cekikikan saat Kak Rijo bilang hati-hati kalau curhat sama penulis, nanti jadi bahan tulisan. Hihihi. 


Cara Kak Rijo menyelami setiap karakter dalam bukunya terasa wow banget. Kak Rijo selalu menempatkan dirinya di posisi sang karakter dan bertanya lalu bagaimana? If that happens, then what? 


Kak Rijo juga terbiasa mencatat setiap tahun-tahun penting yang perlu diingat dalam cerita. Misalnya rentang usia dari tiap karakter. 


Selanjutnya, Kak Rijo juga menceritakan bagaimana ia terbiasa membuat struktur hubungan antar karakter, seperti pohon keluarga. 


Untuk bagian ini, Manda teringat bagaimana pohon hubungan yang biasa ada di drama Korea, biasanya genre thriller. Salah satu yang susah banget dicerna tuh punya drama Born Again, hihi


Hidup sesuai kebutuhan dan Fakta Minimalis menjadi trend


Jadi kemarin tuh ada tiga narasumber yang berbagi cerita tentang buku yang dibacanya. Selain Kak Rijo Tobing, ada Mba Visya Syahida yang menceritakan buku Lagom. Lalu satu buku lagi diceritakan oleh Mba Deta R Badriyah, berjudul Seni Hidup Minimalis.


Kedua buku yang menceritakan tentang kehidupan dan gaya hidup less is more ini memang digandrungi belakangan ini. Trend ini bisa jadi dihasilkan karena tagline hidup minimalis yang katanya bebas stress. Jadi apakah di Indonesia banyak yang sudah stress? Eh kok jadi ke situ.


Kita membahas beberapa negara yang mulai menularkan gaya hidupnya kepada negara kita. Contoh saja Swedia dan Jepang. 


Tidak ketinggalan juga Korea Selatan yang budayanya kian hari kian diminati oleh masyarakat kita. 


Lalu sikap kita bagaimana? Kok rasanya kita gak punya budaya yang begitu kuat dan berkarakter untuk bisa menyatukan. 


Bahasan menggelitik ini sampai pada kesimpulan betapa Indonesia adalah negara yang sangat majemuk. 


Suku budaya adat berbeda yang lalu dipersatukan dengan Pancasila. Bila ditilik lebih dalam, beberapa suku seperti Jawa dan Sunda memiliki gaya hidup yang diwariskan turun temurun juga kan. 


Nah barangkali ada yang berniat membukukannya supaya rapih dan booming seperti buku-buku tentang gaya hidup di atas. 


Zoom Meeting Selalu Seru


Waktu yang diberikan seharusnya satu jam tapi meleber banyak jadi satu jam 40 menitan.


Zoom Meeting bagi Manda selalu terasa seru. Kenapa? Karena ini bagaikan pengganti fungsi kopdar yang biasa kita lakukan di Taman-taman Kota Bandung. 


Zoom bisa menggantikan acara-acara seru rutin Ibu Profesional yang biasa Manda ikuti dengan ngebela-belain boyong semua anak, atau bersepakat menitip kepada Pavi. 


Karena kita memilih bahagia dalam keadaan apapun. Jadi walau karantina di rumah, Manda memilih aktif mencari kegiatan Zoom Meeting untuk sekedar bersosialisasi dan mencari hikmah. 


Partisipan Zoom kemarin yang hadir kurang lebih ada empat belas orang. Selain Manda dari Bandung, ada Kak Rijo dari Cikarang, Kak Risna dari Chiang Mai, Kak Dea Adicita dari Depok, Bunda Intan dari Bandung, Kak Asri dari Batam, Kak Dwi dari Jakarta, Bu dokter Lili dari Sulawesi, Kak Lendy dari Bandung, Mba Evi Wiliyanti dari Lampung, Mba Hilda dari Jerman, Teh Nadya, Kak Erna wati, Kak Visya Syahida. 


Senang sekali rasanya walau berbeda zona waktu dan demografi, kita bisa berkenalan, bertatap muka dan berbagi cerita. 


Manda paling girang kalau Lendy-ssaem sudah mengaitkan satu kisah dengan satu drama Korea ataupun Kpop. 


Yang seru lagi di acara Zoom ini waktu Kak Rijo muncul, Kak Dwi juga muncul, posisi di screen Manda pun bersebelahan. Manda berasa lihat dua orang kembar, menggemaskan! 


Acara ini dimoderatori oleh Bu Rektor Risna. Klub Buku KLIP sendiri akan diadakan setiap bulannya. Jadi seru sekali memang mendapat banyak input dari buku-buku yang dibacakan. 


Sebelum malamnya kita ngumpul di Klub Buku, kita siangnya menyaksikan para penulis antologi membagikan ilmunya. 


Yap, Kak Litha dan Kak Rani Jumat 13 November 2020 kemarin menyiarkan pengalamannya dalam menulis buku antologi. Dimana? Di Instagram Drakorclass! Yang belum menonton bisa langsung simak tayangan ulangnya juga ya! 


Oh iya, dari pertemuan Klub Buku di atas Manda jadi semakin bersemangat belajar hal baru. Terutama tentang hidup sesuai kebutuhan. Punya ide buku seru? Boleh dong ceritain ke Manda di kolom komentar. Makasih sudah mampir! 



SHARE 4 comments

Add your comment

  1. Makasih, manchinnn ❤️❤️❤️

    ReplyDelete
  2. Seru emang ya. Aku baru pertama kali ikut juga. Awalnya malu-malu tp ternyata menarik ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah seru pisan.. Ikutan lagi ah bulan depan. Hehe

      Delete

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS