ABOUT ALIENDA SOPHIA

Manda (Mama Alienda) adalah seorang Mama dari 3 orang anak, 2 putri cantik dan seorang putra tampan. Putri pertama, Nayyara lahir tahun 2015, dan Mysha lahir tahun 2017, lalu El yang lahir di 2025. Manda lulusan desain interior yang saat ini fokus bekerja dari dalam rumah. Manda kini menikmati kesehariannya, setelah sebelumnya memutuskan berhenti bekerja di ranah publik saat lahir Nayyara di tahun 2015.  Pemilik golongan darah langka (O rhesus negatif-) ini, sangat menyukai hal-hal yang indah dipandang. Kenal lebih dekat si pembelajar visual yang selalu bersemangat menceritakan gempita warna warni yang terekam dalam kepalanya.
Read More
Categories

"Manda, aku gak suka koding. Boleh gak aku ikut eskul wirausaha aja?"

Saat anak kedua Manda yang berusia 8 tahun menyampaikan keinginannya untuk mengganti les yang ia ikuti, Manda jadi ngabatin. Memangnya seberapa perlu anak kelas 3 SD belajar wirausaha? Karena awalnya yang Manda pikir, belajar wirausaha ya buat yang mau dagang atau punya usaha saat usia sudah lebih besar. Dangkal memang. Tapi lalu....

"Nanti besar selain jadi Chef aku mau jadi CEO."

Si kecil ini mulai membentangkan cita-citanya. Jadi sebagai orang tua kita akan coba belajar bersama untuk berproses ke arah sana ya Nak.

Mengatur Uang di Usia 30-an Akhir, Saat Tagihan Datang dan Anak Mulai Remaja plus ada kedatangan Baby baru.

Hai hai TemaNda 

Ada masanya hidup terasa kayak tarik ulur antara dompet dan kebutuhan. Di usia 30-an akhir, kita sudah cukup paham kalau uang bukan cuma soal angka, tapi juga soal rasa aman. Apalagi buat ibu-ibu, keuangan rumah tangga itu jadi semacam barometer tenang atau enggaknya hati sehari-hari. Rasanya baru kemarin kita sibuk belanja popok dan susu formula, eh sekarang tiba-tiba anak sulung sudah mulai remaja dengan kebutuhan yang berbeda.

Di satu sisi, tagihan rutin tetap setia datang tiap bulan: Kebutuhan rumah, cicilan, sampai biaya sekolah yang gak pernah kecil. Di sisi lain, anak-anak terutama yang mulai remaja punya keinginan baru yang kadang gak bisa kita abaikan. Dari mulai kelas tambahan, skincare pertamanya, sampai berbagai perintilan fashion yang biayanya gak sepele. Semua itu membuat kita semakin berpikir keras, gimana caranya uang yang ada bisa cukup buat semua.

Hai hai TemaNda!

Rasanya udah cukup lama Manda gak nulis tentang perdrakoran di sini, heuheu. Padahal nonton jalan terus. Gak usah nanya caranya gimana nonton drakor bareng ngurus dua cewe homeschooling, bayi MPASI dan keperluan rumah tangga tanpa dampingan ART. Karena dibisa-bisain aja, nontonnya bisa sambil nyetrika, nyuci piring, atau bahkan kadang pas nyusuin (dengan catatan bayi udah merem).

Ada kalanya hidup memberi kita hal-hal manis seperti jeruk yang segar dan wangi. Tapi gak jarang, ada juga rasa masam yang membuat kita meringis. KDrama When Life Gives You Tangerine hadir dengan cerita yang sederhana namun sarat makna, membalut kisah keluarga, cinta, dan perjalanan memahami diri dalam kemasan yang hangat. Drama ini bukan sekadar tontonan ringan, tapi juga bahan renungan yang cocok untuk kita yang sedang menjalani fase hidup penuh warna, termasuk sebagai seorang ibu.

Hai hai TemaNda!

Dari kecil sampai sekarang, bus selalu punya ruang khusus dalam cerita perjalanan. Entah itu perjalanan antar kota yang panjang, atau sekadar naik bus kota bareng teman sekolah dulu. Rasanya ada atmosfer khas yang cuma bisa kita temukan saat duduk di kursi bus, sambil menatap jendela yang memamerkan pemandangan jalan. Bus juga jadi saksi perjuangan Manda pertama kali sekolah hingga kuliah di Kota Kembang, atau saat menjadi pekerja kantoran di Ibu Kota.

Mungkin karena Manda tipe orang yang suka memperhatikan detail kecil. Bus itu jadi seperti wadah cerita. Di dalam satu kendaraan, ada banyak orang dengan tujuan berbeda. Ada yang buru-buru pulang kerja, ada yang mau liburan, ada juga yang sekadar menumpang beberapa halte. Semua orang membawa pikirannya masing-masing, tapi untuk beberapa saat, kita berbagi ruang yang sama.

Bus juga jadi tempat Manda mencoba menganalisis perilaku manusia. Sesekali bertemu orang-orang yang kerap berpura-pura tidur di bangku prioritas. Ada juga penumpang pemula yang belum terbiasa berdiri menggengam handle grip, kadang ada yang sampai terjatuh saat laju bus cukup kencang. Belum lagi cerita bus tanpa AC yang aromanya semerbak menusuk penciuman. Ah, seru ya naik bus. Dari situ, Manda jadi berpikir, anak-anak Manda juga perlu banget berkenalan dengan moda transportasi ini.

Catatan ini Manda susun untuk dibaca kembali di kemudian hari...

Masa pra remaja itu unik. Anak perempuan yang tadinya ceria, gampang diajak ngobrol, tiba-tiba bisa jadi pendiam, sensitif, atau gampang marah tanpa alasan yang jelas. Kadang kita sebagai orang tua sampai bertanya-tanya, “Baru aja tadi ketawa, kok sekarang diam seribu bahasa?” 

Yang paling buat kaget tuh saat anak yang biasanya soft spoken tiba-tiba berubah jadi bernada tinggi. Bukan sekali, bahkan berkali-kali. Ada satu waktu, hanya perkala kecil, adiknya salah bicara, dia bisa murka yang gak terbendung. Awalnya masih overthinking apa ini karena sering lihat ibunya yang sesekali naik pitam. Observasi, konsultasi, belajar memahami.

Akhirnya bisa mulai tenang, ternyata baru Manda paham, perubahan ini memang normal, tapi tetap ada cara untuk membantu mengembalikan mood mereka tanpa membuat hubungan jadi renggang.

Kenali Penyebab Mood Berubah

Sebelum mencari solusi, penting untuk mengenali penyebabnya. Di usia pra remaja, tubuh anak sedang mengalami banyak perubahan hormonal. Selain itu, ada faktor psikologis seperti tekanan dari sekolah, pertemanan, atau bahkan hal kecil seperti komentar teman yang kurang enak didengar. Kadang mereka sendiri tidak tahu kenapa mood bisa turun. Di sinilah kita perlu hadir bukan sebagai hakim yang menghakimi, tapi sebagai pelindung yang mau memahami.

Hai hai TemaNda

Waktu tahu kalau Manda hamil lagi di usia 37 tahun, rasanya... campur aduk. Antara syok berat, bahagia, terharu, sekaligus takut. Anak pertama Manda sudah 10 tahun, yang kedua 8 tahun. Jangankan untuk hamil, untuk bangun di pagi hari tanpa ada yang pegal aja, rasanya Alhamdulillah pake banget. Dan yang pasti juga gak kepikiran bakal mulai semua dari nol lagi, terutama soal menyusui. 

Tapi ternyata, sanggup tidak sanggup, Allah kasih kepercayaan sekali lagi. Dan perjalanan kehamilan, melahirkan, dimulai lagi. Lalu dimulai kembali fase menyusui, yang ternyata kali ini… benar-benar beda dari dua anak terdahulu. Antara kuat, dan kewalahan.

Catatan Kecil Seorang Ibu Tentang Kesehatan Mental dan Keheningan yang Terlupakan

Hai hai TemaNda!

Beberapa waktu lalu, Manda duduk sendiri di ruang tengah. Anak-anak lagi main di kamar, suami kerja di luar kota, dan rumah… ya, masih berantakan sedikit, tapi nggak separah biasanya. Tapi anehnya, walaupun situasi cukup tenang, hati ini tetap terasa riuh. Otak rasanya kayak tab Google yang kebanyakan dibuka—banyak, kecil-kecil, dan semuanya ingin dituntaskan sekaligus.

Tanpa sadar, tangan ini otomatis meraih HP. Scroll. Buka Instagram. Lihat story. Geser TikTok. Buka chat WA. Nggak ada tujuan jelas, cuma semacam gerakan refleks aja. Kalau ada waktu luang dikit, langsung scroll. 

Dan waktu itu, Manda benar-benar ngerasa capek. Bukan karena cucian belum dilipat, bukan karena anak belum mandi. Tapi karena diriku sendiri. Karena terlalu sering nge-scroll, tapi lupa diam. Lupa menarik napas panjang. Lupa duduk tenang tanpa distraksi. Apa memang begini lifestyle ibu millennial?

Mungkin Kita Perlu Lebih Banyak Diam Bukan Scroll

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS