Di awal perkenalan Pra Bunsay, kesehatan Manda sempat menurun kala mengejar ritmenya yang cukup padat. Alhamdulillah Manda lalu mampu beradaptasi di awal materi komunikasi produktif.
Level komunikasi produktif adalah level paling favorit bagi Manda di perkuliahan Bunda Sayang. Karena level ini juga mengingatkan bagaimana Manda mulai merubah kualitas komunikasi Manda dengan Pavi. Juga menerapkan ilmu komunikasi ini untuk lebih memahami Nayyara si sulung. Komunikasi adalah aspek yang paling penting dalam rumah tangga. Jadi pantaslah posisi materi ini pun adanya di level awal.
Ah iya, sebelum masuk ke cerita komunikasi produktif, Manda mau bercerita bagaimana fasilitator dan mahasiswi telah dipersiapkan terlebih dahulu melalui materi pra bunsay. Materi-materi ini sangatlah penting, karena membantu kita reframing diri kita agar menjadi siap lahir batin untuk menjadi Ibu pembelajar. Materi-materi ini sangat mendukung keberhasilan materi utama yang di level awal kita akan mempelajari masalah komunikasi. Untuk jurnal fasilitator versi video bisa dilihat di Yutup Manda.
Komunikasi Produktif
[caption id="attachment_150" align="alignnone" width="1164"] Gambar : Alienda Sophia[/caption]
Komunikasi produktif merupakan materi utama, karena setiap aspek materi yang dipelajari akan selalu membutuhkan komunikasi yang produktif. Jika kita pernah mendengar berita tentang pertengkaran dalam rumah tangga atau naudzubillah kekerasan fisik, rata-rata dilatar belakangi komunikasi yang salah. Bagaimana satu sama lain memendam rasa kecewa, membiarkan kesalah pahaman berlarut-larut, atau sekedar intonasi suara yang kurang tepat.
Pada materi komunikasi produktif ini, beberapa yang perlu diperhatikan antara lain:
1. KISS. Keep information short and simple. Seberapa sering kita mengungkapkan keinginan kita secara panjang lebar dan detail, bahkan bicaranya cepat luar biasa. Tapi cara bicara yang seperti itu cenderung menghasilkan salah persepsi. Gantilah dengan kalimat singkat yang jelas dan tepat makna. Contoh saat anak sulit makan, hindari kalimat panjang yang memusingkan, cukup ajak : "Makan yuk, Kak!"
2. Mengganti kalimat interogasi menjadi kalimat observasi. Kalimat interogasi kerap membuat lawan bicara kia merasa tersudutkan. Menggantinya dengan kalimat observasi akan menumbuhkan rasa percaya pada lawan bicara. Contoh saat anak pulang sekolah, daripada menanyakan "Belajar apa tadi?" gantilah kalimat yang lebih berempati. "Kakak paling suka kegiatan apa tadi di sekolah?"
3. Fokus pada solusi bukan pada masalah. Sering Manda alami, masalah yang hadir menjadi lebih besar saat kita fokus hanya kepada masalahnya. Mencari sebab, mencari siapa yang salah, hasilnya membuat stres dan kembali pusing. Teringat perkataan A Deda di Diklat Pengurus IP Bandung pekan lalu, bahwa stres itu disebabkan masalah lebih besar dari ilmu. So, hayu atuh kita semangat belajar, agar lebih berilmu.
4. Fokus pada masa depan bukan pada masa lalu. Saat kita mengungkit masa lalu dengan tujuan menekankan bahwa kesalahan orang tersebut berulang kembali, saat itu pula kita menyudutkan orang tersebut. Daripada itu, pilihlah untuk memberi motivasi untuk ke depannya.
5. Kendalikan intonasi dan gunakan nada suara yang ramah. Pesan atau tujuan baik seseorang seringnya gagal dipahami saat intonasi dan nada suara terdengar tidak bersahabat. Melatih intonasi dan nada suara ini bisa dilakukan walau memang tidak instant.
6. Ganti kata Tidak bisa menjadi Bisa. "Tidak bisa, tidak boleh, jangan," dan berbagai kalimat negatif lainnya bisa diganti dengan, "Boleh, besok ya." atau "Bisa, nanti kita cari tahu caranya." Karena kalimat positif membangun semangat dan kebahagian, sementara kalimat negatif berlaku sebaliknya.
7. Ganti kalimat perintah menjadi kalimat pilihan. Saat meminta anak mandi, kita seringnya menggunakan kalimat, "Adeek cepat mandi!" yang lalu dijawab dengan penolakan berulang, hehe. Bisa dicoba dengan mengganti kalimat menjadi,"Adek mau mandi sekarang atau sepuluh menit lagi?"
8. Ganti kalimat nasihat menjadi kalimat refleksi pengalaman. Saat anak melakukan kesalahan, seringnya kita menjadi orang tua dan mulai memberi nasihat. Untuk menjadikan komunikasi lebih produktif, cobalah menjadi sahabatnya dan gunakan kalimat yang merefleksikan pengalaman kita. "Manda juga dulu pernah dapat nilai kecil, tapi tidak apa-apa, kita masih tetap bisa semangat belajar."
9. Katakan apa yang diinginkan, bukan yang tidak diinginkan. "Ibu tuh ga mau kamu berantakin mainan terus!" bisa diganti dengan, "Setelah selesai bermain dikembalikan ke kotaknya ya."
10. Ganti kalimat penolakan menjadi kalimat empati. "Gak bisa, Ibu sibuk!" jadilah ramah dan berempati dengan kalimat, "Kakak bosan ya? boleh tunggu lima menit, Kakak menggambar di samping Ibu dulu ya."
11. Memberikan pujian dengan jelas. "Keren, ini baru anak Mama!" bisa diganti dengan "Terima kasih sayang, Mama jadi terbantu karena Kakak meletakkan cucian pada tempatnya."
Jurnal Syukur Fasilitator
Menjadi fasilitator adalah sebuah kerja tim, di mana keberhasilan penyampaian materi ditunjang juga dengan baiknya kerja sama di dalamnya.
- Bersyukur mendapatkan Tim Bunsay yang solid dan kooperatif. Bangga bisa tergabung di jajaran Bunsay#5, karena timnya sangat cekatan juga kooperatif. Alhamdulillah Manajer Bunsay kita, Teh Chika adalah sosok profesional yang menakjubkan. Di saat hamil besar dan perlu melahirkan lebih awal dari perkiraan, beliau masih sempat terlibat dengan berbagai macam kegiatan kelas. Kemudian Mba Tyas sang sekretaris Bunsay, yang juga dalam kondisi hamil dan melahirkan, masih sigap membantu kebutuhan Manda si fasilitator newbie. Di awal ini, administrasi adalah tantangan tergenting bagi Manda. Keramahan dan kesediaan Teh Fifi dan Teh Niken sangatlah berarti. Lagi, si fasilitator newbie ini berkali-kali terbantu oleh para tim coret coret (tim coco), yang menjelaskan apapun yang Manda tanyakan.
- Mentor dan rekan fasilitator yang keren menambah syukur. Dapat belajar dari begitu banyak Ibu hebat yang menginspirasi adalah harta berharga bagi saya. Sebuah kemewahan, dapat berbagi hikmah dengan para pembelajar yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Setiap pemberian materi coaching class ataupun diskusi bebas di wag fasil, selalu bertabur ilmu-ilmu baru yang daging banget. Belum lagi keramahan dan keringan tanganan mereka sangat luar biasa.
- Syukur yang Manda rasakan saat bergabung dengan tim produser. Saat awal mulai dibagi ke dalam beberapa tim, Manda sangat bahagia bisa bergabung dengan tim produser. Karena walau sedikit, di dalamnya kami bisa membantu teman-teman untuk mendesain acara agar lebih meriah. Dan bahagianya lagi, desain adalah passion Manda.
- Mendapat kelas Bunsay#5 Bandung adalah kebahagiaan tersendiri bagi Manda. Membersamai teman-teman di regional yang sesuai domisili menjadikan rasa kepemilikan yang besar. Bonding dan kerja sama menjadi begitu terasa erat. Hal ini juga didukung dari ketatnya seleksi penerimaan Bunsay batch ini. Dari sekitar 200 member yang mendaftar, terpilih 64 member yang masuk kelas Bunsay#5 Bandung. Karenanya, di awal perkenalan kelas, kami pun berjanji untuk bisa lulus bersama-sama, Aamiin. Janji ini juga didukung oleh para perangkat kelas yang luar biasa cekatan juga perhatian.
Kesan Kesan di Level 1
A. Koordinator bulan 1 yaitu Teh Neni Gustiarini, merupakan pembelajar sejati. Dengan cekatan, Teh Neni selalu merapikan tugasnya tepat waktu. Di luar itu, walau putra Teh Neni yang sempat jatuh sakit, Teh Neni dengan tegar tetap melanjutkan tugasnya dengan baik. Bahkan Teh Neni yang ringan tangan, tak segan membantu teman yang lain, termasuk Manda, dalam tugas-tugas. Di akhir masa tugasnya, Teh Neni juga membantu dalam menyelesaikan tugas kerja sekretaris, yaitu Teh Maya, yang sedang diopname. Teh Neni selalu perhatian dan suportif kepada anggota kelas.
B. Kegiatan diskusi dan berbagi hikmah di kelas selalu menarik. Kehadiran Teh Febrianti Almeera (Teh Pepew), Teh Herly Novita Sari, Teh Lu'luk Risalatu, Teh Chendra Puji, juga Teteh-Teteh lain, selalu menghasilkan diskusi sarat ilmu dengan berbagai sudut pandang yang beragam. Contohnya saat Teh Pepew atau Teh Herly berbagi tips, kelas mulai bertabur bintang, diskusi pun menjadi semakin hidup.
Tapi kelas akan kurang lengkap tanpa kehadiran Teh Esa Eksakti dengan segala koleksi stickernya yang sering mengundang tawa. Bahkan belakangan, Teh Nunie Chatidah mulai turut menyemarakan bermunculannya sticker unik di kelas. Semoga seterusnya menjadi kelas yang hangat dan menginspirasi.
C. Pencapaian kelas di level komunikasi produktif ini sangat membanggakan. Dari 64 mahasiswi, 17 meraih outstanding performance, 11 meraih you're excellent, 30 meraih badge dasar. 6 orang yang belum menyelesaikan tantangan, semua sempat mencoba menyetorkan tantangan, walau lalu terkendala satu dan lain hal. Ada yang juga sudah menyetorkan 10 hari namun sudah melewati batas masa tantangan.
D. Hampir di setiap sesi diskusi satu atau dua mahasiswi memberi kabar bahwa dirinya atau keluarganya tengah sakit. Manda sendiri dan keluarga sempat turut serta dalam sakit berjamaah, hehe. Semoga selanjutnya sehat selalu dan Allah mudahkan dalam setiap proses belajar di Bunsay ini.
E. Keseruan sesi Jum'at Hangat. Pada sesi jum'at hangat pertama yang diisii oleh Teh Novya Ekawati sangat seru. Para pejuang LDM pun bermunculan di sesi ini. Teh Novya yang seorang working mom dan tinggal di benua yang berbeda dengan suami, sangat menginspirasi dan membuat kita berintrospeksi diri. Semangat yang dibagikan Teh Novya, begitu menghangatkan.
Jum'at Hangat sesi kedua diisi oleh Teh Nurul Inayah yang sedang berdomisili di Madinah. Teh Nurul Inayah dengan pengalamannya berkuliah di Malaysia, mempelajari ilmu syariat islam, begitu menginspirasi. Hari tersebut pun menjadi bertabur ilmu dan istilah baru. Teh Nurul Inayah di akhir sesi mengajak kita untuk terus belajar dan mencari kebenaran, membuat semangat baru di dalam kelas.
F. Tulisan-tulisan teman di kelas sangat menarik. Begitu banyak progres tantangan dikemas dengan sangat apik. Contohnya tulisan-tulisan dari Teh Novya yang begitu detail dan inspiratif. Tulisan Teh Pepew yang begitu sarat ilmu. Tulisan Teh Detin yang jujur dan sering mengulaskan senyum para pembacanya. Tulisan aliran rasa terharu, yaitu Teh Feni Agiyanti. Selain itu, Teh Neni Gustiarini yang sering membuat quotes yang menginspirasi. Keren!
G. Ketua kelas yang suportif dan perhatian. Teh Sheila Kantena Putri yang selalu perhatian dan cekatan membantu teman-teman sekelas. Setiap koordinator PG dan koordinator bulanan, selalu diberikan arahan dan masukan dengan detail. Teh Sheila juga selalu ringan tangan dan membantu teman-teman pengurus, juga saya, dalam setiap kesempatan. Bila mahasiswi ada yang terkendala, Teh Sheila siap sedia menjadi pendengar yang baik dan selalu menawarkan solusi.
Semoga selanjutnya kelas Bandung semakin solid dan Allah berikan kelancaran dalam proses belajarnya, Aamiin.
Add your comment