Melatih kemandirian sendiri Manda lakukan untuk Mysha, putri kedua Manda. Pada kesempatan ini Manda berupaya melakukan penyapihan dengan cinta kepadanya. Rupanya tidak semudah yang dikira. Karena saat ini sudah lewat 2 bulan dari usianya 2 tahun, tapi sounding dan upaya lain belum berbuah hasil. Sempat ada rasa ingin mengintervensi dengan mengoleskan sesuatu pada dada Manda. Atau bahkan memberhentikan paksa dengan tegas. Tapi kembali pada niat awal, Manda ingin Mysha dengan sadar sepenuhnya, memutuskan apa yang baik untuknya. Melepaskan kenyamanan yang selama ini mendukungnya secara penuh cinta, semoga berhasil Ya Allah. Tantangan terberat apa ya untuk latihan ini, mungkin saat menguatkan diri mendengar komentar GrandMa (Mama dari Manda), hehe. Mari kuat, karena peran kita adalah berikhtiar semaksimal mungkin sementara hasil itu mutlak Hak Allah.
Materi Melatih Kemandirian
Jurnal Syukur
Bersamaan dengan amanah Manda di kelas fasilitator ini, alhamdulillah Manda juga diberi kesempatan untuk belajar menjadi Desainer konten untuk Tim Marcomm Ibu Profesional. Yang sebelumnya Manda juga alhamdulillah dipercaya untuk berbagi dalam kepanitiaan Konferensi Ibu Profesional. Untuk itu penyesuaian ulang jadwal di awal sangat diperlukan. Alhamdulillah masih bersemangat untuk menata ulang rangkaian waktu yang baru. Kelas Bunsay sendiri terasa seperti Oasis. Membaca setoran tulisan tantangan para Mahasiswi Bunsay pun menjadi salah satu rutinitas penambah inspirasi untuk berkarya di media. Seru! Semoga semua kegiatan ini bisa Allah ridhai (minta Aamiinnya boleh?)
- Kondisi kelas Bandung di level ini sudah semakin solid dan teratur. Perlas sudah mulai auto pilot dengan masing-masing pembagian tugasnya. Teh Sheila sang ketua kelas di level ini membagikan semangat seninnya yang luar biasa. Teh Maya sekretaris kami yang dalam keadaan hyperemesis, tetap mampu menyelesaikan tantangan secara Outstanding Performance. Teh Neni yang cekatan, dengan sigap menawarkan diri membantu mengemban amanah sebagai sekretaris selama Teh Maya dalam keadaan istirahat total. Koordinator bulan kedua, Teh Dinna Pertiwi yang cantik mempesona, selalu menuntaskan setiap tugasnya dengan cepat dan baik. Koordinator PG sempat mengalami kendala saat pengumpulan, tapi terselesaikan di hari selanjutnya. Pembelajaran komunikasi terus dilakukan. Selaku fasilitator saya juga kerap melakukan kesalahan yang kemudian diselesaikan dengan komunikasi dan musyawarah untuk solusi bersama perlas lainnya.
- Tantangan baru berkaitan dengan pembiasaan di bulan Ramadan juga terjadi. Diskusi di dalam kelas terasa lebih lengang. Di pagi hari beberapa mahasiswi bercerita kalau malamnya terlelap. Bagi mahasiswi yang merupakan working mom, sering juga berkejaran antara setoran tantangan dengan deadline kantornya. Pekan ini kami juga mendapatkan berita gembira dari Teh Dhita atas kelahiran anak keduanya. Beberapa mahasiswi ada yang sedang hamil muda ada juga yang sedang menanti kelahiran. Tantangan kecekatan berdatangan, namun dari 64 mahasiswi 60 orang diantaranya berhasil menyelesaikan tantangan level ini dengan baik.
- Di kelas Fasilitator mulai terasa lengang seiring terbiasanya ritme kerja masing-masing. Juga karena saat ini ada kelas baru yaitu kelas Coaching Class yang dikhususkan sebagai kelas belajar fasilitator. Bersama mentor level ini, Teh Tashya Sugito, kami mendapat begitu banyak pencerahan. Bagaimana poin-poin penting dalam melatih kemandirian begitu tertanam bagi saya. Dan yang tidak kalah seru, di akhir sesi level 2, kami mempersiapkan sesi 3 bersama Mba Diyah Amalia, mentor kami yang suaranya empuk banget. Suara Mba Diyah seperti suara penyiar radio, atau memang penyiar ya, hehe. Dari Mba Diyah kami juga mulai mempersiapkan sesi Meningkatkan Kecerdasan dengan hati gembira.
Add your comment