2

Saat kita mencoba untuk mengenakan alas kaki orang lain, bisa jadi ada rasa yang kurang sesuai. Alas kaki itu bisa terlalu besar, terlalu kecil, juga berbeda lebarnya.

Begitu pula saat kita mencoba untuk merasakan apa yang orang lain hadapi. Bisa jadi usaha yang kita lakukan untuk mencoba memahami rasa itu tidak sesuai. Tapi tidak mengapa, mencoba merasakan apa yang orang lain rasa membuatmu jadi manusia. Itulah empati.


Pengertian Empati


Empati dari kata Pathos- bahasa Yunani yang berarti perasaan, arti kata empati berarti mengerti perasaan atau pengalaman orang lain, dan merasakannya sesaat seakan-akan anda sendiri yang merasakan.

Empati sering juga disebut dengan kepedulian.

Empati adalah proses mental yang kompleks yang melibarkan :

  • Apa yang dirasakan oleh orang lain

  • Bagaimana menempatkan diri sebagai orang lain

  • Menjadi orang lain yang merasakan


Empati VS Simpati


Pernah bingung gak bedain antara empati dan simpati? Manda pribadi sering menyalah artikan kedua kata kerja ini.

Lalu sebenarnya apa sih simpati? Dan apa perbedaannya dengan empati?

Simpati memiliki arti merasakan bersama orang lain. Jika anda bersimpati pada orang, anda berbagi atau mengerti perasaan orang tersebut.

Bila simpati adalah merasakan bersama orang tersebut "Feeling with", empati adalah ikut merasakan perasaan orang tersebut "Feeling in".

Menanamkan Empati


Untuk menanamkan rasa empati ini memerlukan beberapa proses. Tidak semua orang memiliki daya berempati secara instan.

Jadi ada beberapa proses yang perlu dilalui hingga mencapai rasa empati (peduli) kepada orang lain, antara lain :

  1. Kenali perasaan sendiri. Orang yang memahami apa yang ia rasakan akan mampu mengendalikan emosinya. Jadi ia akan tahu, apakah ia lelah, sedih, marah, ataupun senang. Memahami perasaan sendiri membuat kita lebih hati-hati bertindak meskipun keadaan yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita ataupun mengecewakan. Less Baper Be Happier!

  2. Sediakan waktu menyendiri. Saat menyediakan waktu untuk sendiri, kita cenderung mudah berinterospeksi. Saat terjadi ketidak sepahaman antar pasangan misalnya, berilah jeda untuk memikirkan kembali semua hal yang terjadi. Lalu mulai untuk memperbaiki diri dulu, sebelum kita menuntut orang lain.

  3. Cobalah untuk memandang masalah dari sudut pandang orang lain. Masukilah dunia orang lain dan cobalah memandang masalah dari sisi tersebut. Saat kita melihat anak merajuk, mencoba memahami apa yang ia rasakan dan inginkan akan lebih baik. Hal ini membuat solusi masalah lebih cepat ditemukan, dan Bunda akan semakin disukai juga mereka merasa lebih dihargai.

  4. Jadilah pendengar yang baik. Tidak hanya kemampuan mendengarkan secara seksama, tapi menelaah isyarat non verbal. Sebab, seringkali bahasa tubuh dan tekanan suara lebih efektif menggambarkan perasaan dibanding dengan kata. Tentu Bunda pernah menemukan orang lain berkata, "Tidak apa-apa." Namun dengan intonasi yang menunjukan sebaliknya. Empati juga memampukan kita menjadi pendengar yang cerdas dan sabar.

  5. Menghayati fenomena berbagai hal yang kita jumpai. Saat kita berpergian ke suatu tempat dan menemukan orang yang tinggal di lokasi yang tidak mumpuni misalnya, renungkan dan bayangkanlah bila itu terjadi oleh kita, sehingga kita mampu menempatkan diri dalam keadaan orang lain.

  6. Berlatih mengatur dan mengatasi gejolak emosi dalam menghadapi reaksi positif maupun negatif . Cobalah mulai menetralkan rasa, saat yang kita temui membuat kecewa maupun membuat bahagia. Melatih bersikap santai, dan coba memahami apa yang orang  lain lakukan dan rasakan.

  7. Latihan berkorban untuk orang lain. Tingginya empati memperbesar kesediaan untuk berkorban dan berbagi dengan orang lain. Empati sangat berhubungan dengan kesediaan berbuat baik (altruisme). Untuk itu mari kita berlatih!


Latihan Mengikat Makna : Proyek Empati Manda


Setelah mencerna materi empati, Manda lalu termenung saat diminta untuk menuliskan kebaikan yang telah dilakukan. Cara menuliskan pun merupakan latihan dari proses menuju empati. Saat Manda mulai mencoba menetralkan gejolak emosi baik saat melatih proyek kebaikan maupun menuliskannya. Bismillah, semoga semua ini hanya untuk dan mendapat ridha Allah, Aamiin Allahuma Aamiin.

Membantu Orang Tidak Dikenal


Peristiwa ini Manda alami saat di perjalanan pulang dari rumah orang tua Manda di Serpong Tangerang menuju rumah mertua di Bandung. Manda dan kedua putri menumpang bus kecil atau biasa disebut travel. Sopir mengendarai bus dengan sangat laju, membuat jalan tol baru yang bergelombang semakin terasa gelombangnya. Manda mulai berdoa dan berharap keselamatan, sambil sesekali memastikan dua putri Manda tetap nyaman. Sampai di sebuah area peristirahatan, rupanya ada penumpang yang sangat ingin buang air kecil, dan itulah alasan sang sopir berkendara sangat laju. Lalu sang sopir meminta maaf dan menjelaskan keaadan, sambil lalu bertanya apa mau tetap beristirahat di sini atau tetap di peristirahatan yang biasa. Setelah bersepakat kami memutuskan akan beristirahat di lokasi tersebut. Seorang penumpang berkata lapar lalu mencari makanan. Tak lama kemudian ia kembali dan tiba-tiba Manda merasa ingin bertanya.

"Teh ga jadi makannya?" Tanya Manda mencoba menghapus rasa penasaran.

"Ngga Teh, ternyata cash nya ga ada."

"Oh mau pakai yang saya dulu?" Tanya Manda spontan. Manda merasa pernah di posisi tersebut, lapar dan tidak ada uang tunai, sementara tidak ada lokasi yang menyediakan pembayaran non tunai (debit atau scan uang elektronik).

"Boleh Teh? Saya langsung mbanking sekarang ya!"

Perasaan setelahnya tidak ternilai, saat melihat wajah si Teteh tersenyum dan tidak murung lagi. Saat ia turun lebih dulu di bilangan Pasteur pun, ia lalu tersenyum berpamitan, "Mangga Teh."

Berdongeng untuk Anak Penjual Baso


Di dekat TK nya Nayyara, ada warung yang menjajakan baso dan makanan siap saji lain. Manda dan Bunda lain memilih tempat tersebut untuk menunggu anak-anak pulang sekolah.

Tanggal tua, sang penjual baso mengatakan tidak akan berjualan karena alasan finansial. Raut wajahnya sejalan dengan perkataannya. Manda yang memang tidak tahu mau menunggu dimana, lalu bernegosiasi untuk meminjam tempat untuk menyeduh mie instan.

Rupanya aura tantrum mulai terasa di seluruh ruangan. Putra kecil penjual baso mulai berguling-guling tanda marah. Manda yang masih mengantongi tangki cinta yang penuh dari rumah, mencoba untuk membantu. Ada kalanya Manda bersedih saat anak tantrum tapi Manda tidak kuasa dan tidak ada yang bisa membantu. Manda mengingat betul perasaan itu dan lalu memutuskan untuk melakukan yang biasa Manda lakukan saat Mysha mengamuk.

Terlihat kartu bergambar tokoh Naruto di lantai. Manda memungutnya dan mulai berdongeng menggunakan kartu itu. Totalitas dengan intonasi dan segala ilmu yang Manda dapat dari lokakarya bersama Kak Andi dulu. Sang anak pun mulai tersenyum, tertawa, bahkan mengikuti jalan cerita bersama Manda.

Sang penjual baso ikut tertawa, katanya malu lihat Manda lagi ngabodor. Tapi yang Manda rasakan justru bukan malu melainkan lega. Manda paham rasanya bingung masalah finansial di tanggal tua. Manda juga paham rasanya anak tantrum dan kita perlu melakukan hal lain. Doa Manda selalu untuk penjual baso dan putranya, yang untuk ke Puskesmas saja berkata berat, Ya Allah bantulah mereka.

Senyum Lebar untuk Mysha


Saat Manda merasa bingung melakukan kebaikan apa, caranya bagaimana untuk latih empati ini, Manda seperti diberi petunjuk. Tidak perlu besar dan jauh. Lakukan yang Manda bisa dan mudah, namun sering terlupa.

Manda tidak ingat, apakah Manda sering tersenyum atau lebih sering bermuka datar atau malah merengut. Hari ini Manda memutuskan untuk melebarkan senyuman kepada Mysha, yang memang seringnya merajuk saat ditinggal.

Manda sedang memasak bekal saat Mysha memanggil-manggil dari lantai atas. Manda bergegas menghampiri. Biasanya Manda hanya menggendong lalu menjelaskan apa yang sedang Manda lakukan. Tapi lalu Manda seperti mendapat cubitan dalam hati.

Baiklah kepada anak sendiri dulu, baru berbaik hatilah kepada yang lain. Senyuman itu menular, kebahagiaan itu bagaikan menjalar dan membuat hari lebih baik. Bismillah walhamdulillah.
SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS