Pernah suatu hari Papa (almarhum) berkata pada Manda, "Mobil yang berantakan mencerminkan pemiliknya." Papa berkata begitu saat sedang menengok Manda yang masih kuliah di Bandung. Waktu itu Manda berkesempatan mengantar Papa dengan mobil Manda yang pabalatak.

Manda tumbuh dengan berkecukupan, selalu ada asisten rumah tangga yang siap sedia mengerjakan urusan berbenah. Sampai saat kuliah, Manda belum bisa masak ataupun menyetrika.

Ya, tanpa bekal tersebut, Manda otodidak saat harus sekolah tinggal jauh dari orang tua. Tapi kebanyakan pekerjaan rumah tetap dimaklunkan ke orang lain.

Berbeda dengan sekarang, saat menikah. Tidak ada asisten, tidak dibantu dan tidak bisa memanggil jasa pembersih. Melihat anak dan keluarga, motivasi ini yang lalu menjadi semangat Manda memperbaiki diri.

Sangat menantang, karena Manda terbiasa untuk tidak melakukan sendiri. Pernah saat kecil Manda belajar untuk merapikan kamar, tapi bukan dukungan, malah dicemooh dan diledek. Juga pernah dicap dan diberi label, "Kalau tidak berantakan bukan Neng namanya."

Oleh karena itu, hari ini Manda memutuskan untuk mengajak bicara diri Manda :

Duhai pembenaran, mari berdamai sekarang. Jadilah bertanggung jawab, dan mari berproses untuk berubah. Mari memaafkan masa lalu. Beri semangat kepada inner child yang senantiasa memperlambat langkah.

Malasmu membuat clutter menggunung dan tidak terselesaikan. Beranilah memulai. Sedikit tidak apa-apa, semua butuh proses. Bismillah kita bisa.



Lihat saat mau berangkat pergi, betapa sulit mencari barang yang terselip. Hal ini karena kita terbiasa tidak meletakan pada tempatnya, mulai saat ini kenalilah barang kita dan beri tempat permanen untuknya.

Ingat lagi bagaimana kita sakit, alergi muncul dan tidak kuasa mengerjakan apa-apa. Jadikan itu semangat untuk memulai, agar sehat dan lama mendampingin kedua balita kita.

Saat anak-anak mulai bermain tidak usah marah dan kesal. Itu masa mereka mengeksplorasi. Bila lelah untuk membereskan mainan, ajak bermain untuk membereskan. Saya tau kamu lelah, tidak apa-apa. Istirahatlah, lalu mulai kembali.



Lihat semua dari sisi positifnya. Rumah ini memiliki fasilitas lengkap memudahkan kita untuk melakukan apapun. Anak-anak bebas mengeksplorasi karena luas. Dan pemandangan di sini luar biasa indah.

Iya paham, rumah ini bukan milik kita, oleh karena itu kita harus lebih bertanggung jawab dan menjaga sikap. Bukan merutukki nasib, tapi fokus pada solusi. Bila mulai berbenah saat punya rumah milik sendiri, mungkin akan terlambat untuk menjadi versi terbaik dirimu.

Duhai pembenaran, berdamailah, dan ucap Bismillah untuk memulai yang sedikit menjadi biasa.
Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan) - QS Arrahman
SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS