Hai Hai TemaNda! Semakin hari pengasuhan menjadi penuh tantangan. Banyak berita negatif yang saat ini beredar. Rasanya untuk membaca portal berita mainstream yang susunannya lebih banyak kengerian, butuh kekuatan lebih agar tidak tenggelam dalam ketakutan. 

Teriring doa untuk semua TemaNda yang sedang berjuang mengasuh anaknya dengan usaha terbaik. Semoga anak-anak kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Rasa gusar yang kerap menyapa bisa kita jadikan sebagai bahan waspada, tanpa berlebihan. Sebisa mungkin kita menyiapkan yang terbaik. Salah satunya dengan cara lebih mengenal anak kita. 

Ikatan orang tua dan anak tentunya perlu dijalin dan dirawat dengan baik. Pembiasaan dan latihan bersama untuk lebih akrab dengan anak kita apapun caranya. Manda mulai banyak belajar dan akan terus belajar memahami karakter dan kebutuhan anak. Contohnya dengan melakukan observasi cara belajar mereka untuk bisa lebih memahami cara komunikasi terbaik dengan mereka. 

Berikut adalah catatan belajar Manda tentang bagaimana bisa lebih mengenal karakter anak melalui cara belajar. 


Si pembelajar auditori yang banyak suara

Kali ini Manda akan membahas Mysha, si kecil yang selalu memenuhi harinya dengan berbicara. Bahkan orang yang baru mengenalnya dan berkesempatan menghabiskan waktu dengannya seharian pasti akan menyebutnya cerewet. Saat ia bermain, ia akan membahas permainannya, bertanya, ataupun membuat cerita darinya. 

Gaya belajar auditori

Gaya belajar auditori sendiri adalah sebuah proses pembelajaran yang mengandalkan pendengaran sebagai cara menerima informasi. Ia senang bersenandung, bernyanyi, menari, bercakap-cakap, membaca secara nyaring, dan bertanya. Itulah cara Mysha belajar. 

Ia akan fokus mendengarkan orang lain berbicara, tidak suka saat orang lain bertutur kata terlalu cepat, dan bisa mengikuti nada dengan baik. 

Mengenal anak dengan gaya belajar auditori

Ciri khas yang paling jelas antara lain adalah ia lebih cepat belajar dari mendengar. Selain itu ia mudah sekali terdistraksi bila keadaan sekitarnya terlalu ramai. 

Ia lebih suka suasana penuh keheningan untuk belajar, sementara ia akan membuat suaranya sendiri. Ia tidak akan ragu mengajak berkenalan duluan bila merasa suasana cukup aman dan nyaman. 

Memfasilitasi gaya belajar anak

Bila sudah terlihat kecenderungan sang anak adalah auditori, bukan berarti mereka tidak memerlukan stimulasi belajar cara lain. Tetap fasilitasi keseluruhan stimulasinya, baik secara kinestetik ataupun visual. 

Tapi kita bisa memahami bahwa informasi yang akan disampaikan lebih efektif bila sesuai dengan cara belajarnya. Misalnya untuk menghapal sesuatu, bisa dibuatkan lagu ataupun lantunan nada. 

Lebih dekat dengan anak 

Saat mengetahui cara belajar anak, kita bisa juga menggunakan hal tersebut untuk meningkatkan bonding. Mysha secara rutin didengarkan pendapatnya, diajak ngobrol secara fokus, diizinkan bertanya sepuas hatinya. Mungkin terdengar melelahkan untuk terus menanggapi anak berbicara. Tapi dari catatan Manda, yang utama adalah selalu memberikan konfirmasi. Saat kita tidak tahu apa jawaban pertanyaan sang anak, cukup janjikan untuk mencari tahu bersama. Lalu ketika kita merasa lelah ataupun sibuk untuk menanggapi, bisa kita minta waktu dn berjanji akan menjawab pada waktu yang disepakati. 

Memperbanyak komunikasi produktif seperti ini mampu meningkatkan rasa percaya antara orang tua dan anak. Selain itu kita jadi lebih banyak ide berkegiatan bersama anak. Bukan berarti harus selalu berbeda, tapi kita jadi paham kegiatan seperti apa yang akan ia minati.

Semangat selalu untuk kita para pengasuh yang akan terus belajar untuk memfasilitasi kebutuhan anak sebaik mungkin. Jangan lupa untuk meminta bantuan anggota keluarga lain saat terasa diri ini mulai kewalahan. Terima kasih untuk bertahan hari ini, kita adalah orang tua terbaik untuk anak-anak kita, Aamiin. 

SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS