Sekelebat terlihat raut wajah yang berkerut-kerut. Berteriak-teriak menyuarakan ketidaksesuaian yang mereka rasakan. Mau bagaimana di era minim empati ini? Semua mengedepankan emosi, mengedepankan suaranya terdengar tanpa peduli bisingnya menyayat hati. Kenapa jarang lagi terlihat damai, lebih mudah tersirat prasangka. Ah, inilah era baru yang kita hadapi. Bekal apa yang perlu kita siapkan pada penerus kita kelak. Bulu kuduk merinding membayangkan apa yang akan menjadi tantangannya kelak. Tapi inilah tugas kita Bunda. Bekali mereka sebaik mungkin, dukung terus dengan hati yang rajin mengetuk pintu langit.
Hingga nanti, hari penuh ceria kembali, bersabarlah. Hingga nanti hati semua kembali terlipur, bersabarlah. Hanya Rabb-mu yang mampu membolak balik isi hati, maka ketuklah pintu langit tanpa lelah.
Add your comment