Hai  hai TemaNda! Semoga hari ini dalam keadaan baik jiwa raga ya, Aamiin. Topik kali ini akan sedikit bercerita tentang pengalaman Manda berperang dengan depresi sedang di tahun 2019 lalu. Lebay bener memang bahasanya, perang gak tuh Bun! Tapi bila pernah mengenakan sepatu yang serupa biasanya paham kenapa penggunaan kata perang ini dirasa sangat sesuai.

Depresi ringan yang Manda alami ini merupakan hasil diagnosis dari empat psikiater. Setelah diagnosisnya tegak, Manda kemudian aktif mengonsumsi anti depresan dan obat tidur. Perjalanan terapi  psikiatri ini Manda jalani lebih dari satu tahun. Tidak hanya obat, tapi yang paling membantu justru adalah terapi lain, yaitu menulis. 

Tulisan adalah alat kuat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan, mengatasi stres, dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Aktivitas terapi menulis ataupun terapi menulis secara ekspresif, telah digunakan selama berabad-abad untuk membantu individu menghadapi berbagai tantangan emosional dan mental. Terapi menulis memberikan wadah yang aman bagi seseorang untuk mengekspresikan diri, merenung, dan menggali kedalaman pikiran dan perasaan mereka. Dalam artikel ini, Manda akan membagikan manfaat dari metode ini dan bagaimana kita dapat memulainya untuk meningkatkan kesehatan jiwa dan mental kita.

menulis sebagai terapi jiwa


Manfaat Terapi Menulis

Saat pertama kali melakukan asesmen bersama Psikiater, Manda mencoba meraba, mengenali, dan menjawab luka yang selama ini ada untuk dituangkan dalam tulisan pada kertas psikotes. Hampir empat jam lamanya kami bercerita tentang keadaan Manda yang tidak bisa dibilang baik-baik saja. Untuk sahabat terdekat mungkin sudah sering kali mendengar apa yang terjadi secara detail. Tapi bila ingin dirangkum, pandemi terjadi, dan pandemi membuka kotak pandora yang selama ini terkubur dalam. Kotak itu terbuka saat tidak ada orang yang bisa mendengarkan rasa takut dan sakit, karena semua pun merasakan yang sama. Bukan hanya Manda yang kehilangan banyak anggota keluarga dalam waktu berdekatan. Bukan hanya Manda yang ditinggal sahabat dekat pada kurun waktu yang singkat. Dan satu-satunya cara agar tidak melukai adalah mengobati luka yang sudah terlanjur terbuka ini, kepada sang ahli tentunya.

Baca juga : https://www.aliendasophia.com/2023/10/blogger-dan-support-system.html

Manda kontrol ke dokter jiwa setiap satu bulan sekali dengan membawa jurnal tulisan keadaan diri setiap harinya. Bercerita apa yang memicu dan kenapa terpicu. Mencoba mengenali diri, sekali lagi, untuk lalu dituangkan dalam tulisan. 

Dari jurnal ke jurnal, berikut adalah manfaat yang Manda rasakan dari menulis sebagai terapi :

Mengurangi Stres dan Kecemasan: Menulis dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan dengan memungkinkan kita mengeluarkan perasaan negatif dari dalam diri. Ketika kita menuangkan pikiran dan emosi kita ke atas kertas, kita memberi diri kita kesempatan untuk meresapi dan merenunginya, yang seringkali mengurangi tekanan emosional.

Meningkatkan Klaritas Pikiran: Menulis membantu kita menjernihkan pikiran kita. Ketika kita menghadapi situasi yang rumit atau bingung, menulis dapat membantu kita memahami masalah dengan lebih baik. Kita dapat membuat daftar pro dan kontra, menyusun rencana tindakan, atau hanya mencoba menguraikan pikiran kita secara lebih rinci.

Mengatasi Trauma dan Kehilangan: Terapi menulis telah terbukti efektif dalam membantu individu mengatasi trauma dan kehilangan. Menulis tentang pengalaman traumatis dapat membantu seseorang mengintegrasikan perasaan mereka, merenungkan proses penyembuhan, dan akhirnya menerima pengalaman tersebut sebagai bagian dari hidup mereka.

Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Menulis positif juga merupakan alat yang kuat dalam meningkatkan kesejahteraan emosional. Mencatat hal-hal yang membuat kita bersyukur, merenungkan pencapaian kita, atau menciptakan visi positif untuk masa depan dapat membantu kita merasa lebih bahagia dan bersemangat.

Meningkatkan Kesadaran Diri: Aktivitas menulis membantu kita lebih sadar tentang diri sendiri. Melalui penulisan, kita dapat menggali nilai-nilai kita, mengidentifikasi tujuan hidup, dan memahami identitas kita dengan lebih baik.

Metode Menulis Sebagai Terapi

Setelah rutin mengisi jurnal, Manda jadi sering cari tahu apa aja sih cara terapi ini. Selain yang metode pernapasan, pijat atau menekan titik stres, meditasi, ternyata beberapa metode justru dilakukan dengan cara menulis. Metode menulis sebagai terapi yang Manda ketahui antara lain :

Jurnal atau Diary : Seperti yang biasa dilakukan anak remaja jaman Manda sekolah, Diary adalah tempat kita menumpahkan segala rasa. Terlupa saat beranjak dewasa, karena sudah banyak media lain di dunia digital, Manda dulu malah memilih sambat di platform cuit cuit atau menulis di notes aplikasi cepu. Yah, biasanya dibuat dengan nada menyindir dan kadang diperhalus dengan digubah jadi bentuk puisi. Lalu saat mengenal Blog semua teratasi. Curhat jadi panjang lebar, tapi hanya dalam bentuk Draft. Jurnal akhirnya baru tersentuh lagi saat harus bertemu psikiater itu tadi.

Menulis Ekspresif : Cara ini masih mirip dengan menulis jurnal. Dimulai dari menuliskan hal yang kita rasakan dan alami setiap hari secara konsisten. Tulisan dimulai dari apa yang kita alami saat bangun tidur hingga tidur lagi. Menuli ekspresif dinilai mampu melepaskan setiap trauma yang terjadi setiap harinya.

Free Writing : Metode ini Manda kenali dari salah satu kelas KLIP saat masih ODOP. Menulis bebas tanpa memikirkan tanda baca dan EYD ini dirasa membuat kita mampu melepaskan diri dari Writing Block. But guess what? Ini juga yang membantu Manda untuk meregulasi emosi saat terlupa dan gak ada yang mengingatkan untuk "Ndaa dzikir Ndaa". 

Menulis dengan tangan : Semua metode di atas dapat dilakukan dengan menggunakan tangan. Melatih otot dinilai mampu mengurangi stres, salah satunya melatih otot tangan. Saat kita menuli dengan tangan, gerakan mengukir huruf ini membuat kita melatih kebiasaan baik, yaitu melepaskan trauma ke dalam tulisan. 

Ada teman yang pernah bilang, kalau setelah curhat kertasnya dibakar saja. Tapi yang ini kurang relate lah, yang ada malah nambah polusi udara, haha. 

menulis sebagai terapi jiwa


Cara Memulai Terapi Menulis

Cara memulai itu dengan melakukan pastinya ya TemaNda, kalau dimulai dari niat itu baru setengah jalan. Jadi coba dulu saja. Mungkin ini Manda tuliskan sedikit yang bisa dilakukan untuk memulai, tapi balik lagi sesuaikan dengan kebutuhan ya, Bun!

Pilih Waktu dan Tempat: Pilih waktu dan tempat yang nyaman untuk menulis. Beberapa orang merasa lebih baik menulis di pagi hari, sementara yang lain merasa lebih rileks saat malam hari.

Jangan Filter Pikiran kita: Ingatlah bahwa dalam terapi menulis, tidak ada yang salah. Jangan coba menyensor pikiran atau perasaan kita. Biarkan kata-kata mengalir tanpa hambatan.

Gunakan Jurnal Pribadi: Menggunakan jurnal pribadi adalah cara yang bagus untuk memulai. Ini memberikan ruang untuk mengekspresikan diri tanpa takut dinilai oleh orang lain. Intinya gak usah lah nambah masalah orang lain dengan harus membaca tulisan sambat atau playing victim kita. Kalau mau ditulis secara publik, pastikan tulisannya jelas bermanfaat, dan kalau kata Noona gak ngumbar aib. Iya sih, khawatir malu nanti dibaca anak cucu.

Mulailah Dengan Pertanyaan: Kadang-kadang, memulai dengan pertanyaan dapat membantu kita fokus. Kita dapat bertanya pada diri sendiri tentang perasaan, masalah, atau situasi tertentu yang kita hadapi. Anggaplah pertanyaan ini sama dengan diagnosis dokter yang mencari jawaban masalah kita. Satu pertanyaan menuju pertanyaan lain.

Lakukan Ini Secara Teratur: Konsistensi adalah kunci kan?! Cobalah untuk meluangkan waktu setiap hari atau setiap minggu untuk menulis. Semakin sering kita melakukannya, semakin besar manfaatnya. Minimal untuk regulasi emosi itu saja dulu. 

Kesimpulan:

Terapi menulis adalah alat yang sederhana namun kuat untuk meningkatkan kesejahteraan jiwa. Dengan mengekspresikan diri, mengurangi stres, dan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat memanfaatkan kekuatan tulisan untuk merawat jiwa dan mental kita. Kuy! Segera mulailah menulis, dan mungkin TemaNda akan merasakan hal yang sama. Menjadi jauh lebih tenang, gak gampang kaget atau tersinggung, dan yang pasti lebih terhubung dengan diri kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mampu mengatasi masalah yang ada di dalam diri kita sendiri, tho?

Kita mungkin belum bisa membuat yang terbaik, tapi kita bisa memulai untuk jadi lebih baik. Semangat TemaNda! Jangan lupa untuk memaafkan diri kita, setiap hari, cemungudh!



Ngeblog asyik bareng keb


#YukNgeblogLagi 

#NgeblogAsyikBarengKEB

SHARE 3 comments

Add your comment

  1. Wah menulis memang banyak manfaatnya ya.
    Saya pribadi juga merasakan hal yang sama, kalau udah nulis rasanya kayak menuangkan semua beban dan masalah deh. Setelah nulis itu rasanya plog banget. Kayak terangkat sebagian bebannya.
    Semoga sehat selalu, Kak. Saya jadi semangat nih buat rutin nulis sebagai terapi juga buat diri sendiri

    ReplyDelete
  2. Menulis bagi saya juga menjadi wadah untuk menuangkan perasaan, pikiran dan unek unek. Terkadang hati terasa gelisah jika ada kita belum menuliskan apa yang kita rasakan, dan setelah menuliskannya terasa lebih ringan jadinya.

    ReplyDelete
  3. Betul, menulis memang bisa menjadi salah satu media terapi dan katarsis, terutama menulis dengan tangan. Psikolog biasanya bisa menganalisis dari tarikan huruf yang kita buat. Sehat-sehat terus ya, Manda.

    ReplyDelete

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS