Copy of blue snowSempat tidak percaya saat Manda kembali diterima menjadi salah satu fasilitator, kali ini level Bunda Sayang. Level ini memiliki waktu tempuh 12 level tantangan, setara kurang lebih satu tahun komitmen. Ujian konsistensi yang tentu membutuhkan manajemen waktu yang sangat baik. Karena tanpa manajemen waktu yang konsisten, tantangan yang menghadang akan jauh lebih berat.

Di awal perkenalan Pra Bunsay, kesehatan Manda sempat menurun kala mengejar ritmenya yang cukup padat. Alhamdulillah Manda lalu mampu beradaptasi di awal materi komunikasi produktif.

Level komunikasi produktif adalah level paling favorit bagi Manda di perkuliahan Bunda Sayang. Karena level ini juga mengingatkan bagaimana Manda mulai merubah kualitas komunikasi Manda dengan Pavi. Juga menerapkan ilmu komunikasi ini untuk lebih memahami Nayyara si sulung. Komunikasi adalah aspek yang paling penting dalam rumah tangga. Jadi pantaslah posisi materi ini pun adanya di level awal.

Ah iya, sebelum masuk ke cerita komunikasi produktif, Manda mau bercerita bagaimana fasilitator dan mahasiswi telah dipersiapkan terlebih dahulu melalui materi pra bunsay. Materi-materi ini sangatlah penting, karena membantu kita reframing diri kita agar menjadi siap lahir batin untuk menjadi Ibu pembelajar. Materi-materi ini sangat mendukung keberhasilan materi utama yang di level awal kita akan mempelajari masalah komunikasi. Untuk jurnal fasilitator versi video bisa dilihat di Yutup Manda.

Komunikasi Produktif

[caption id="attachment_150" align="alignnone" width="1164"]Untitled-1 Gambar : Alienda Sophia[/caption]

Komunikasi produktif merupakan materi utama, karena setiap aspek materi yang dipelajari akan selalu membutuhkan komunikasi yang produktif. Jika kita pernah mendengar berita tentang pertengkaran dalam rumah tangga atau naudzubillah kekerasan fisik, rata-rata dilatar belakangi komunikasi yang salah. Bagaimana satu sama lain memendam rasa kecewa, membiarkan kesalah pahaman berlarut-larut, atau sekedar intonasi suara yang kurang tepat.

Pada materi komunikasi produktif ini, beberapa yang perlu diperhatikan antara lain:

1. KISS. Keep information short and simple. Seberapa sering kita mengungkapkan keinginan kita secara panjang lebar dan detail, bahkan bicaranya cepat luar biasa. Tapi cara bicara yang seperti itu cenderung menghasilkan salah persepsi. Gantilah dengan kalimat singkat yang jelas dan tepat makna. Contoh saat anak sulit makan, hindari kalimat panjang yang memusingkan, cukup ajak : "Makan yuk, Kak!"

2. Mengganti kalimat interogasi menjadi kalimat observasi. Kalimat interogasi kerap membuat lawan bicara kia merasa tersudutkan. Menggantinya dengan kalimat observasi akan menumbuhkan rasa percaya pada lawan bicara. Contoh saat anak pulang sekolah, daripada menanyakan "Belajar apa tadi?" gantilah kalimat yang lebih berempati. "Kakak paling suka kegiatan apa tadi di sekolah?"

3. Fokus pada solusi bukan pada masalah. Sering Manda alami, masalah yang hadir menjadi lebih besar saat kita fokus hanya kepada masalahnya. Mencari sebab, mencari siapa yang salah, hasilnya membuat stres dan kembali pusing. Teringat perkataan A Deda di Diklat Pengurus IP Bandung pekan lalu, bahwa stres itu disebabkan masalah  lebih besar dari ilmu. So, hayu atuh kita semangat belajar, agar lebih berilmu.

4. Fokus pada masa depan bukan pada masa lalu. Saat kita mengungkit masa lalu dengan tujuan menekankan bahwa kesalahan orang tersebut berulang kembali, saat itu pula kita menyudutkan orang tersebut. Daripada itu, pilihlah untuk memberi motivasi untuk ke depannya.

5. Kendalikan intonasi dan gunakan nada suara yang ramah. Pesan atau tujuan baik seseorang seringnya gagal dipahami saat intonasi dan nada suara terdengar tidak bersahabat. Melatih intonasi dan nada suara ini bisa dilakukan walau memang tidak instant.

6. Ganti kata Tidak bisa menjadi Bisa. "Tidak bisa, tidak boleh, jangan," dan berbagai kalimat negatif lainnya bisa diganti dengan, "Boleh, besok ya." atau "Bisa, nanti kita cari tahu caranya." Karena kalimat positif membangun semangat dan kebahagian, sementara kalimat negatif berlaku sebaliknya.

7. Ganti kalimat perintah menjadi kalimat pilihan. Saat meminta anak mandi, kita seringnya menggunakan kalimat, "Adeek cepat mandi!" yang lalu dijawab dengan penolakan berulang, hehe. Bisa dicoba dengan mengganti kalimat menjadi,"Adek mau mandi sekarang atau sepuluh menit lagi?"

8. Ganti kalimat nasihat menjadi kalimat refleksi pengalaman. Saat anak melakukan kesalahan, seringnya kita menjadi orang tua dan mulai memberi nasihat. Untuk menjadikan komunikasi lebih produktif, cobalah menjadi sahabatnya dan gunakan kalimat yang merefleksikan pengalaman kita. "Manda juga dulu pernah dapat nilai kecil, tapi tidak apa-apa, kita masih tetap bisa semangat belajar."

9. Katakan apa yang diinginkan, bukan yang tidak diinginkan. "Ibu tuh ga mau kamu berantakin mainan terus!" bisa diganti dengan, "Setelah selesai bermain dikembalikan ke kotaknya ya."

10. Ganti kalimat penolakan menjadi kalimat empati. "Gak bisa, Ibu sibuk!" jadilah ramah dan berempati dengan kalimat, "Kakak bosan ya? boleh tunggu lima menit, Kakak menggambar di samping Ibu dulu ya."

11. Memberikan pujian dengan jelas. "Keren, ini baru anak Mama!" bisa diganti dengan "Terima kasih sayang, Mama jadi terbantu karena Kakak meletakkan cucian pada tempatnya."

Jurnal Syukur Fasilitator

Menjadi fasilitator adalah sebuah kerja tim, di mana keberhasilan penyampaian materi ditunjang juga dengan baiknya kerja sama di dalamnya.

  • Bersyukur mendapatkan Tim Bunsay yang solid dan kooperatif. Bangga bisa tergabung di jajaran Bunsay#5, karena timnya sangat cekatan juga kooperatif. Alhamdulillah Manajer Bunsay kita, Teh Chika adalah sosok profesional yang menakjubkan. Di saat hamil besar dan perlu melahirkan lebih awal dari perkiraan, beliau masih sempat terlibat dengan berbagai macam kegiatan kelas. Kemudian Mba Tyas sang sekretaris Bunsay, yang juga dalam kondisi hamil dan melahirkan, masih sigap membantu kebutuhan Manda si fasilitator newbie. Di awal ini, administrasi adalah tantangan tergenting bagi Manda. Keramahan dan kesediaan Teh Fifi dan Teh Niken sangatlah berarti. Lagi, si fasilitator newbie ini berkali-kali terbantu oleh para tim coret coret (tim coco), yang menjelaskan apapun yang Manda tanyakan.

  • Mentor dan rekan fasilitator yang keren menambah syukur. Dapat belajar dari begitu banyak Ibu hebat yang menginspirasi adalah harta berharga bagi saya. Sebuah kemewahan, dapat berbagi hikmah dengan para pembelajar yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Setiap pemberian materi coaching class ataupun diskusi bebas di wag fasil, selalu bertabur ilmu-ilmu baru yang daging banget. Belum lagi keramahan dan keringan tanganan mereka sangat luar biasa.

  • Syukur yang Manda rasakan saat bergabung dengan tim produser. Saat awal mulai dibagi ke dalam beberapa tim, Manda sangat bahagia bisa bergabung dengan tim produser. Karena walau sedikit, di dalamnya kami bisa membantu teman-teman untuk mendesain acara agar lebih meriah. Dan bahagianya lagi, desain adalah passion Manda.

  • Mendapat kelas Bunsay#5 Bandung adalah kebahagiaan tersendiri bagi Manda. Membersamai teman-teman di regional yang sesuai domisili menjadikan rasa kepemilikan yang besar. Bonding dan kerja sama menjadi begitu terasa erat. Hal ini juga didukung dari ketatnya seleksi penerimaan Bunsay batch ini. Dari sekitar 200 member yang mendaftar, terpilih 64 member yang masuk kelas Bunsay#5 Bandung. Karenanya, di awal perkenalan kelas, kami pun berjanji untuk bisa lulus bersama-sama, Aamiin. Janji ini juga didukung oleh para perangkat kelas yang luar biasa cekatan juga perhatian.


Kesan Kesan di Level 1

A. Koordinator bulan 1 yaitu Teh Neni Gustiarini, merupakan pembelajar sejati. Dengan cekatan, Teh Neni selalu merapikan tugasnya tepat waktu. Di luar itu, walau putra Teh Neni yang sempat jatuh sakit, Teh Neni dengan tegar tetap melanjutkan tugasnya dengan baik. Bahkan Teh Neni yang ringan tangan, tak segan membantu teman yang lain, termasuk Manda, dalam tugas-tugas. Di akhir masa tugasnya, Teh Neni juga membantu dalam menyelesaikan tugas kerja sekretaris, yaitu Teh Maya, yang sedang diopname. Teh Neni selalu perhatian dan suportif kepada anggota kelas.

B. Kegiatan diskusi dan berbagi hikmah di kelas selalu menarik. Kehadiran Teh Febrianti Almeera (Teh Pepew), Teh Herly Novita Sari, Teh Lu'luk Risalatu, Teh Chendra Puji, juga Teteh-Teteh lain, selalu menghasilkan diskusi sarat ilmu dengan berbagai sudut pandang yang beragam. Contohnya saat Teh Pepew atau Teh Herly berbagi tips, kelas mulai bertabur bintang, diskusi pun menjadi semakin hidup.

Tapi kelas akan kurang lengkap tanpa kehadiran Teh Esa Eksakti dengan segala koleksi stickernya yang sering mengundang tawa. Bahkan belakangan, Teh Nunie Chatidah mulai turut menyemarakan bermunculannya sticker unik di kelas. Semoga seterusnya menjadi kelas yang hangat dan menginspirasi.

C. Pencapaian kelas di level komunikasi produktif ini sangat membanggakan. Dari 64 mahasiswi, 17 meraih outstanding performance, 11 meraih you're excellent, 30 meraih badge dasar. 6 orang yang belum menyelesaikan tantangan, semua sempat mencoba menyetorkan tantangan, walau lalu terkendala satu dan lain hal. Ada yang juga sudah menyetorkan 10 hari namun sudah melewati batas masa tantangan.

D. Hampir di setiap sesi diskusi satu atau dua mahasiswi memberi kabar bahwa dirinya atau keluarganya tengah sakit. Manda sendiri dan keluarga sempat turut serta dalam sakit berjamaah, hehe. Semoga selanjutnya sehat selalu dan Allah mudahkan dalam setiap proses belajar di Bunsay ini.

E. Keseruan sesi Jum'at Hangat. Pada sesi jum'at hangat pertama yang diisii oleh Teh Novya Ekawati sangat seru. Para pejuang LDM pun bermunculan di sesi ini. Teh Novya yang seorang working mom dan tinggal di benua yang berbeda dengan suami, sangat menginspirasi dan membuat kita berintrospeksi diri. Semangat yang dibagikan Teh Novya, begitu menghangatkan.

Jum'at Hangat sesi kedua diisi oleh Teh Nurul Inayah yang sedang berdomisili di Madinah. Teh Nurul Inayah dengan pengalamannya berkuliah di Malaysia, mempelajari ilmu syariat islam, begitu menginspirasi. Hari tersebut pun menjadi bertabur ilmu dan istilah baru. Teh Nurul Inayah di akhir sesi mengajak kita untuk terus belajar dan mencari kebenaran, membuat semangat baru di dalam kelas.

F. Tulisan-tulisan teman di kelas sangat menarik. Begitu banyak progres tantangan dikemas dengan sangat apik. Contohnya tulisan-tulisan dari Teh Novya yang begitu detail dan inspiratif. Tulisan Teh Pepew yang begitu sarat ilmu. Tulisan Teh Detin yang jujur dan sering mengulaskan senyum para pembacanya. Tulisan aliran rasa terharu, yaitu Teh Feni Agiyanti. Selain itu, Teh Neni Gustiarini yang sering membuat quotes yang menginspirasi. Keren!

G. Ketua kelas yang suportif dan perhatian. Teh Sheila Kantena Putri yang selalu perhatian dan cekatan membantu teman-teman sekelas. Setiap koordinator PG dan koordinator bulanan, selalu diberikan arahan dan masukan dengan detail. Teh Sheila juga selalu ringan tangan dan membantu teman-teman pengurus, juga saya, dalam setiap kesempatan. Bila mahasiswi ada yang terkendala, Teh Sheila siap sedia menjadi pendengar yang baik dan selalu menawarkan solusi.

Semoga selanjutnya kelas Bandung semakin solid dan Allah berikan kelancaran dalam proses belajarnya, Aamiin.


Setelah mulai menyerah sejenak membeli buku, rencananya membatasi dan mengalihkannya dengan meminjam, membaca di perpustakaan atau mengunduh via iPusnas. Hal ini disebabkan mulai banyaknya buku terbeli yang hanya dibaca tanpa selesai. Sebagian alasannya adalah karena buku kurang menarik, atau malas karena terlalu berat. Termasuk dosa besar kan ya, nyuekin buku tanpa membacanya.
Awal april ini menjadi kali pertama di 2019 untuk Manda mendonorkan darah. Seperti biasa bagi pemilik golongan darah dengan rhesus negatif, donor darah diperkenankan hanya bila ada kebutuhan. Karena jumlah kami yang langka, kami tidak bisa rutin mendonorkan darahnya setiap tiga bulan sekali. Dikhawatirkan darah tidak terpakai dan melewati batas kedaluwarsa.

Kali pertama di 2019, Manda mendapat kesempatan mendonorkan darah untuk kebutuhan pasien yang memiliki Hemoglobin (Hb) rendah di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Nilai Hb pasien cukup rendah yaitu 6 gr/dl. Sementara nilai normal untuk perempuan adalah 12 gr/dl - 16 gr/dl. Hal ini menyebabkan pasien membutuhkan transfusi darah sebanyak 3 labu. Insya Allah Manda mendonorkan 1 labu.

Walau kebutuhannya untuk pasien rumah sakit, pengambilan darah bagi rhesus negatif hanya bisa dilakukan di PMI Kota Bandung yang di Jl. Aceh,yaitu di seberang Grha Manggala Siliwangi. Manda datang pada hari rabu saat hari libur. Ternyata cukup ramai tidak seperti hari biasa yang lebih kosong.



Pengambilan darah dilakukan di gedung ini, posisinya sebelah kiri area PMI. Saat itu Manda langsung disambut oleh petugas yang sangat ramah. Petugas meminta kartu donor Manda. Manda menyerahkan kartu donor dan menjelaskan bahwa Manda akan mendonor untuk kebutuhan pasien Rhesus negatif.

Petugas langsung mencari data pasien yang Manda maksudkan. Kemudian, Manda diminta mengisi formulir pendaftaran donor di komputer yang telah disediakan. Bagi pendonor lama, kita cukum memindai barcode kartu donor kita atau memasukan nomor identitas pendonor. Setelahnya data diri kita akan keluar sesuai yang terdaftar.

Bagi pendonor untuk pasien, kita perlu memasukan juga data pasien yang akan menerima donor darah kita. Manda dibantu mengisi oleh petugas keamanan wanita yang juga ramah. Di halaman selanjutnya kita perlu mengisi pertanyaan seputar kesehatan kita. Antara lain, apakah kita dalam kondisi sehat, pernah operasi, riwayat penyakit, dan sebagainya.

Pertanyaannya cukup banyak, tapi karena hanya isian Ya dan Tidak, kita bisa menyelesaikannya dengan cepat. Setelah selesai, formulir dicetak dan diberikan kepada kita beserta sebuah kartu kecil berwarna toska (lupa dibaca isinya).

Selanjutnya Manda duduk di kursi tunggu untuk masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Saat itu sudah nomor 72 sementara Manda nomor 78. Karena masih banyak, Manda memutuskan untuk mencari minuman segar dulu. Cukup menyebrang, kita akan menemukan kios minuman.

Rupanya cukup cepat pemeriksaannya, Manda kembali sudah antrian ke 75. Tersedia dua ruang pemeriksaan dokter, jadi kita tidak perlu menunggu lama. Antrian dapat dilihat di layar yang disediakan di pojok kiri ruang tunggu dokter.

Akhirnya giliran Manda masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Sedikit dikonfirmasi data diri kita dan dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Kita juga diwawancara terkait kondisi kesehatan kita. Apakah kita sudah sarapan, apakah kita cukup tidur 5 jam dan apakah kita sedang haid.

Saat wawancara tiba-tiba dokter izin keluar sebentar. Ternyata dokternya memastikan ke bagian pendaftaran bahwa Manda benar-benar berRhesus negatif, karena memang jarang. Akhirnya kita terlibat obrolan mengenai rhesus negatif ini. Bagaimana kami memang golongan langka yang hanya sedikit di Indonesia. Dokter pun mengatakan mungkin buyut buyut saya dulu ada keturunan Eropa dan sebagainya. Serunya mengobrol dengan tenaga kesehatan itu karena mereka paham tentang kami. Terima kasih chit chat nya, Dok!



Setelah dinyatakan bertekanan darah normal yaitu 120/90 mmHg, Manda bertolak ke ruang tunggu donor. Manda menunggu pemeriksaan Hemoglobin (Hb), dan ini yang utama. Kalau kurang sedikit saja dari nilai normal, Manda tidak bisa mendonorkan darah. Dalam hati Manda berdoa agar Hb Manda cukup untuk mendonor. Alhamdulillah doa Manda terkabul, Hb Manda ada di nilai 15,6 gr/dl. Cukup tinggi, alhamdulillah, Manda pun kembali menunggu giliran untuk masuk ke ruang donor.



Saat masuk ke ruang pengambilan darah, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencuci tangan sampai siku. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan tisu. Posisi wastafel ada di sebelah kanan ruangan.

Setelahnya kita bisa langsung memilih tempat yang kosong. Pilih kursi sesuai tangan yang akan diambil darahnya. Manda memilih kursi untuk pengambilan darah di tangan kanan. Sebaiknya tangan yang diambil darah berganti kanan dan kiri. Bila sekarang pilih tangan kanan, kala donor selanjutnya pilihlan tangan kiri.

Saat hendak diambil darah, perawat cukup kesulitan mencari nadi Manda yang pembuluhnya terkenal tipis. Alhasil perawat yang terlihat lebih senior datang membantu. Alhamdulillah jarum dan selang sudah terpasang dan siap memindahkan sedikit darah Manda ke labu darah.

Kurang dari 10 menit satu labu darah telah terkumpul. Perawat yang membantu Manda mengambil darah pun bersiap melepaskan jarum dan selang di tangan Manda.

"Teteh Rhesusnya negatif ya Teh?" Tanya perawat itu dengan nada sedikit takjub. Saya mengangguk dengan senyum terkembang. Serunya jadi pemilik darah Rhesus negatif ya gitu, sering mendapat tatapan takjub, hehe. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, "Pusing nggak, Teh?"

Manda menggeleng, "Alhamdulillah nggak, Teh."

Manda kemudian teringat kali pertama Manda mendonorkan darah. Setelahnya Manda merasa sangat pusing, bahkan perlu berbaring sebentar dan diberi oksigen. Saat itu rasanya lemas sekali.



Untuk kali ini Alhamdulillah Manda lolos sampai ke ruang makan. Yap, setelah mendonorkan darah, para pendonor akan disuguhkan makanan. Antara lain adalah susu, telur rebus, roti, dan bubur kacang hijau. Tidak lupa diberikan suplemen multivitamin penambah darah yang dikemas dengan ucapan terima kasih.

Bagi orang tua yang membawa anaknya, jangan sedih. Di ruang makan juga disediakan mini playground untuk mengusir rasa bosan mereka. Jadi kalau mau bawa anak, bisa juga, selama ada yang mendampingi tentunya.

Sekian berbagi cerita Manda tentang donor di PMI Bandung kali ini. Doakan Manda sehat ya agar bisa terus menjadi donor siaga bagi para pasien yang membutuhkan. Pengalaman Manda sebelum melahirkan, membutuhkan donor siaga Rhesus negatif tidaklah mudah. Karena sangat terbatas jumlah kami, dan belum tentu pendonornya saat bisa. Semoga juga semakin banyak yang mengetahui Rhesus darahnya dan mendonorkan darahnya.
Hai hai, pernah ngerasain gigi cenat cenut sampai demam berhari-hari? Nah, beberapa bulan kemarin Manda sedang menikmati masa-masa tersebut. Semenjak melahirkan rasanya gigi semakin terasa kurang kondusif.

Puncaknya adalah dua bulan lalu dimana Manda setiap malamnya memilih untuk selimutan di kasur menahan rindu, eh sakit. Alhamdulillah rasanya memang luar biasa, nyeri yang dirasa juga ikut mengundang demam. Yang membuat Manda cukup kewalahan adalah saat nyeri melanda adalah saat waktunya anak-anak bersiap tidur.

Drama bermunculan, dan Manda rasa sudah saatnya gigi ini diambil tindakan. Manda mengunjungi Puskesmas andalan di Cipaku Indah. Setelah menunggu kurang dari 5 menit, Manda naik ke lantai 3 tempat praktek dokter gigi berada.

Dokter gigi perempuan yang baik hati memeriksa Manda. Ternyata posisi nyeri Manda ada di gigi graham atas, rupanya meradang dan perlu dicabut, hiks. Dokternya meresepkan obat dan Manda diminta datang lagi setelah 4 hari untuk dirujuk. Rupanya pencabutan gigi graham perlu dilakukan di Rumah Sakit yang alatnya lebih lengkap.

Pertama Kali ke RSKGM Jl. Riau

Hari penantian pun tiba, dengan berbekal BPJS akhirnya Manda dirujuk ke Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut di Jalan R.M Martadinata Bandung atau dulu bernama Jl.Riau. Posisinya bersebelahan dengan Rumah Sakit Limijati.



Sebelum berangkat ke rumah sakit, seperti biasa Manda akan mengumpulkan segala informasi terkait lokasi. Karena Manda perlu meninggalkan Nayyara dan Mysha di rumah, jadi sebisa mungkin mengoptimalkan waktu tersebut agar tidak terlalu lama di luar rumah.

Berbekal informasi dari Mbah Google dan beberapa rekan yang sudah pernah ke sini, Manda memutuskan untuk datang sebelum pukul 06.00 WIB pagi hari. Yes, ternyata memang antriannya lumayan fantastis. Manda sampai di situ pukul 06.05 pagi, dan antrian ke poli bedah mulut sudah ludes. Rupanya setiap harinya kuota untuk poli ini hanya disediakan 20 pendaftar pertama. Beberapa pengantri pun mulai membubarkan diri. Tapi Manda masih mencoba bertahan sampai antrean selesai dan berkonsultasi kepada pak satpam yang bertugas.



Alhamdulillah, setelah mendengar penuturan masalah gigi Manda, pak satpam merujuk Manda ke poli lain yaitu poli eksodontie atau pencabutan. Kalau poli ini memang lebih lengang karena tersedia sekitar 60 kuota pendaftar setiap harinya. Katanya kalau kali pertama datang akan didiagnosis dahulu sebelum dicabut atau dibedah. Pak satpam pun memberikan dua carik kertas berisi nomor antrean.

Dengan penuh rasa syukur Manda menunggu pembukaan pendaftaran bersama pasien lain. Rupanya ada yang sudah datang dari pukul 4 pagi demi mendaftar ke poli bedah mulut. Tapi ini berlaku hanya pada kali pertama, karena untuk seterusnya, pasien lama punya keuntungan untuk mendaftar dengan SMS di satu hari sebelum kunjungan.



Pukul menunjukan pukul 07.00 pagi, pasien baru satu persatu dipanggil untuk wawancara dan tensi darah. Kita diminta mengisi formulir berisi pertanyaan dan ditanya seputar riwayat kesehatan. Setelahnya kita diminta menunggu di tempat pendaftaran.



Di tempat pendaftaran kita menunggu nomor antrian dipanggil. Nomor antrean tersebut bisa dilihat di layar monitor yang disediakan. Nomor antrean A untuk pasien lama dan nomor antren B untuk pasien baru. Sekitar pukul 08.30 Manda maju ke meja pendaftaran untuk menyerahkan berkas yang dibutuhkan. Setelahnya Manda kembali menunggu proses dan diminta langsung ke lantai 2 yaitu lokasi poli eksodontie.

Sampai di lantai 2 sudah cukup penuh dengan pengunjung. Manda datang pada hari sabtu, dan rupanya itu hari yang terhitung cukup lengang. Nama Manda pun dipanggil untuk pemeriksaan. Dokter gigi wanita yang ramah bernama drg. Donna Marvenita Dano memperkenalkan diri. Sebelumnya perawat cantik juga turut memperkenalkan diri dan kembali mengukur tekanan darah Manda. Tidak sampai 5 menit, dokter tersebut menyebutkan kondisi setiap gigi Manda dan meminta gigi Manda dirontgen terlebih dahulu. Manda mendapat kertas rujuk ke bagian radiologi dan kertas kontrol untuk kembali datang pekan depan.

"Kita lihat dulu ya, semoga bisa ditindak di sini. Karena bila ada kondisi khusus bisa dirujuk ke rumah sakit tingkat lanjut." Ujar dokter Donna. Yap, ternyata soal gigi ini bukan perkara remeh. Teringat cerita Bunda Ismi yang perlu dirawat inap untuk mengangkat gigi grahamnya.

Bunda Ismi banyak berbagi dan menguatkan Manda, juga Ambu Elke yang bersedia mendengarkan curhatan pasien ini. Teringat penuturan Ambu, dimana sakit gigi yang biasa aja bisa jadi luar biasa kala kita banyak pikiran. Iya banget kan ya, apa juga jadi lebay saat banyak pikiran.

Tak terasa nama Manda dipanggil di bagian radiolog, waktu cepat berlalu, ternyata sudah pukul 11.30. Waktu terasa begitu cepat berlalu, sambil banyak pikiran mengawang dan nonton drama korea, hehe.

Panoramic photo gigi Manda diproses di bagian radiologi. Rumah sakit ini hanya menyediakan satu ruang radiologi untuk semua poli yang pasiennya bejibun itu. Jadi harap sabar ya Mak, walau difotonya cuma memakan waktu kurang dari sepuluh menit, menunggunya lebih dari satu jam. Manda pun menatap foto gigi-gigi sambil bergidik, banyak sekali yang perlu ditindak, Bismillah.

Manda pulang dengan membawa surat kontrol dan surat rujukan yang perlu disertai rujukan baru dari Puskesmas. Sebelum kunjungan Manda ke RSKGM, Manda kembali mengurus rujukan ke Puskesmas Cipaku yaitu fasilitas kesehatan tingkat 1 tempat BPJS Manda terdaftar.

Kunjungan Kedua ke RSKGM Jl. Riau

Kunjungan kedua terasa sangat berbeda. Karena Manda datang pada hari senin, Manda sudah mendaftarkan diri via SMS di hari sabtu. Dan Manda dapat nomer urut 1. SMS mengintruksikan Manda untuk datang pukul 08.00 pagi. Untuk daftar SMS ini Manda perlu mengirimkan pesan registrasi tepat pukul 7 pagi agar dapat nomor antrean terbaik.

Sesampainya di RSKGM Manda kembali ke bagian pendaftaran yang diarahkan ke loket 4, pendaftaran ulang bagi yang sudah sempat kirim SMS. Di loket tersebut kami diminta memperlihatkan isi pesan singkat yang kami terima, surat kontrol, foto kopi KTP, dan kartu BPJS. Tidak sampai 10 menit kami kembali dipanggil dan diminta langsung ke poli sesuai pendaftaran.

Belum selesai melamun, Manda sudah dipanggil untuk masuk kembali bertemu dokter Donna. Sebelumnya Manda ditawarkan dokter lain, karena satu ruangan tersebut diisi tiga dokter gigi, dan rupaya bisa ganti-ganti dokter. Di hari-hari selanjutnya pun Manda mencoba semua dokter di ruang tersebut karena penasaran hehe. Tapi hari itu, Manda meminta dengan dokter Donna karena dirasa sebelumnya didiagnosis oleh beliau.

Hal pertanya yang ditanyakan adalah "Sudah makan belum?" Saya pun menggeleng karena saat itu memang belum sarapan, padahal sudah sempat baca di Google untuk sarapan dulu. Akhirnya Manda diminta sarapan dulu dan boleh langsung masuk lagi setelah itu. Manda memilih Gudeg Jogja yang ada di seberang RSKGM. Setelah selesai makan, sikat gigi, Manda kembali masuk ke ruang praktek dokter.

Masih sama prosesnya seperti sebelumnya, yang berbeda adalah hari ini Manda akan ditindak lanjut. Gigi graham Manda yang atas kanan pun menjadi pilihan pertama untuk dilepas dari posisinya bertengger selama ini. Suntik, suntik, suntik, kumur, dijepit tang, krek, krek, selesai. Tidak sampai 10 menit, Manda sudah meninggalkan kenangan makan iga bakar di gigi tersebut.

"Ga boleh bayak meludah, ga boleh banyak berkumur, makan yang dingin-dingin dulu, jangan dimainin dengan lidah." Itulah pesan dokter Donna yang penerapannya memang butuh niat kuat agar tidak kelepasan. Setelahnya Manda kembali mengantongi surat kontrol untuk menindaklanjuti 2 gigi lain di sebelah kiri. Sebelum pulang Manda menebus resep obat di bagian farmasi.



Secara keseluruhan RSKGM ini merupakan rumah sakit yang rapih dan bersih. Pelayanannya baik, profesional dan ramah. Bila terkendala waktu antrean mungkin juga disebabkan oleh banyaknya pasien yang datang. Alokasikan satu hari atau minimal sampai pukul 13.00 siang hari bila mau berkunjung pertama kali ke sini.

Untuk kali selanjutnya mungkin relatif jauh lebih sebentar, karena Manda sendiri untuk kedatangan kedua dan ketiga hanya butuh waktu 1 jam di sana. Pastikan sudah sarapan bila mau diambil tindakan. Untuk pasien BPJS tidak dipungut biaya sedikitpun selama sesuai rujukan. Kalau di rumah sakit ternama mungkin butuh biaya diatas satu juta ya. Kalau Manda pencabutan gigi ini yang buat mahal biasanya jajannya, karena harus beli oleh-oleh untuk kedua putri Manda yang unyu-unyu, hehe.

Terima kasih sudah mampir, semoga sehat selalu!
© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS