Saat pertama kali menjejakkan kaki di kelas Bunda Cekatan, opsi mentorship ini sudah menarik hati Manda. Sebagai Kepo-ers, Manda coba untuk menjajalnya saat itu juga.

Mentor yang tersedia saat itu adalah yang terkasih, Buperi, sang wakil rektor. Rupanya opsi mentorship belum dibuka. Tapi Buperi dan saya tetap melanjutkan prosesnya sebagai kesenangan kami berbagi kepada satu sama lain.

Lalu setelah melewati dua tahapan perkuliahan, kami sampai di kelas Kupu-kupu. Rupanya fase mentorship ada di kelas ini.

Dalam tahap awal kami diminta untuk membuat profile diri. Profile diri ini dibagi ke dalam dua peran.

Peran sebagai Mentor. Pada peran ini kita diminta untuk membagi hal yang sudah kita jalani dan sebisa mungkin cekatan di dalamnya.

Mentor bertugas sebagai pendamping Mentee.Tugas ini cukup unik, mirip tugas sebagai fasilitator kelas. Yaitu memancing semangat belajar Mentee dengan berbagai cara. Salah satunya dengan banyak mengemukakan pendapat. The power of question.

Peran Sebagai Mentee. Mentee adalah peran sebagai pembelajar yang mencari ilmu dari pengalaman mentor yang dipilihnya. Sehingga sebagai Mentee perlu menetapkan Goals secara pasti.

Cara melamar posisi ini perlu menggunakan adab. Perkenalan yang baik, juga perpisahan yang husnul khotimah, begitu pesan Bunda Septi.

Cara ini tentu penuh tantangan. Terutama dengan komposisi aturan Mentorship yang menarik. Kita diminta untuk mencukupkan hanya mengambil satu Mentor saja, dan memilih Mentee sesuai kemampuan.

Yuk simak keseruan Manda mencari Mentor dan Mentee.

Memilih Mentor


Pada hari-hari awal materi diberikan, Manda langsung bergerak mencari Mentor. Pilihan tema Manda masih seputar berbenah, karena itulah tema besar Manda, yaitu Manda Apik 2020.

Namun rupanya sesuai perkiraan Manda, menemukan mentor ini penuh cerita.Manda perlu ditolak oleh dua orang Mentor, untuk akhirnya diterima. Jodoh terbaik pilihan Allah, begitu Manda meyakininya.Ialah Mba Iqiq Febrilian, Bunda pembelajar yang Allah kenalkan sebagai Mentor Manda tahap ini.

Mba Iqiq tinggal di Kota Tangerang. Di tahap satu ini kami saling mengenal satu sama lain. Mulai dari alasan dan tujuan mentoring yang kita lakukan ini.Kami juga menyepakati jam mentoring agar baik manajemen waktunya.

Memilih Mentee


Pertama-tama Manda mencoba untuk melamar beberapa orang sebagai Mentee. Rupanya rata-rata sudah dapat Mentor. Ada pula yang tidak kunjung membalas pesan Manda.Lalu Manda memberi jeda satu malam, karena memang tema Mentoring Manda cukup mainstream, yaitu Desain. Sebagai satu keahlian yang Manda tekuni, baik secara akademis maupun profesional, desain adalah pilihan yang Manda rasa sesuai.

Satu malam berlalu, Allah gerakan hati Teteh kesayangan, Teh Fiena Rifanty untuk menghubungi Manda. Kebutuhannya akan desain iklan, berjodoh dengan Manda. Goals mentoring ini adalah mendampingi Teh Fiena untuk belajar desain iklan produk.

Saat ini kami sudah melakukan perkenalan (walau kenal akrab). Juga melakukan pencocokan jadwal mentoring.Satu hal yang sangat Manda syukuri, waktu yang Teh Fiena pilih adalah pukul 5.00 dini hari. Paska waktu sahur, kami bertukar pikiran. Di waktu ini Manda menjadi lebih segar, bersemangat melewati hari di Ramadan haru ini.
Saat kita memutuskan untuk memfasilitasi belajar orang lain, sesungguhnya Allah tengah menuntun kita untuk belajar dengan cara mengajar. Segala hikmahnya, adalah hadiah tak ternilai. Mari semangat belajar, sebagai Mentor atau Mentee
SHARE 0 comments

Add your comment

© Alienda Sophia · THEME BY WATDESIGNEXPRESS